SlideTips agar tidak grogi saat di Depan KameraKOMPAS.com- Public speaking bukan semata-mata berkaitan dengan cara berbicara di depan umum, tetapi juga bagaimana mendengarkan orang lain. Menurut Albert Mehrabian dalam bukunya,Silent Message, untuk menghasilkan komunikasi dua arah yang sukses ada tiga hal yang harus diperhatikan."Menurut Albert, ada '3 V' dalam komunikasi agar tak ada lagi rasanervousketika Anda berbicara," tutur Choky Sitohang, presenter TV, saat sesi pembekalan public speaking dalam karantina Pemilihan Putri Indonesia 2011 di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (30/9/2011) lalu.Verbal. Dalam hal ini komunikasi verbal dibutuhkan untuk menunjang pembicaraan Anda, seperti kertas-kertas berisi materi presentasi, atau ide-ide yangakan dituangkan dalam presentasi Anda."Namun, kebutuhan verbal hanya berperansebesar 7 persen saja," ungkapnya.Voice. Suara seseorang memang sangat berpengaruh pada cara berkomunikasi. Terkadang orang merasa tidak percaya diri karena suaranya tidak bisa diatur. Artikulasi dan penekanan dalam suara sangat dibutuhkan agar pendengar bisa"terpengaruh" oleh Anda. Karakter suara seseorang yang cukup kuat, bisa mempengaruhi orang hingga sebesar 38 persen.Visual. Tak bisa dipungkiri bahwa kondisi visual atau penampilan seseorang sangat memengaruhi daya tariknya di depan audiens. Bahasa tubuh, kontak mata, dan kesan pertama, harus diperhatikan oleh seorang pembicara."Buat tampilan Anda semenarik mungkin dan tetap meyakinkan. Karena 10-15 detik pertama merupakan waktu yang selalu digunakan oleh audiens untuk memutuskan apakah mereka akan menyimak pembicaraan Anda," ungkap Choky.Visual menjadi elemen terpenting untuk komunikasi, karena bisa mempengaruhi audiens mencapai 55 persen.-Sumber : Kompas.comKamis, 10 Mei 2012 by NabiL NabiilaLeave a comment
Kamis, 24 September 2015
Rabu, 09 September 2015
Prakerin SMK di Bogor
LAPORAN KEGIATAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
DI MISI TEKNIK TAIWAN BOGOR
DISUSUN OLEH :
NAMA : SATRIO UTOMO
NO ABSEN / NIS : 23 / 8675
KELAS : XI ATPH 2
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN
TAHUN AJARAN 2010/2011
PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Industri atau Prakerin ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti semester II
Laporan ini telah disahkan pada :
Hari/tanggal :
Tempat : SMK N 1 KEDAWUNG
KEDAWUNG, 9 MEI 2011
Pembimbing I Pembimbing II
(Sutrisno,Sp) (Indah)
MOTTO
1.Selalu berdoa dan bertawakal pada ALLAH SWT
2.Semangat untuk menjalani kehidupan
3.Banyak berlatih
4.Berusaha untuk menuju kesuksesan
5.Meningkatkan rasa ingin tahu
6.Surga adalah impianku
7.Neraka adalah musuhku
PERSEMBAHAN
Laporan praktek Kerja Industri atau Prakerin ini penulis persembahkan pada :
Kedua orang tua yang selalu mendoakan saya
Drs Lubis Isa selaku kepala SMK N 1 KEDAWUNG
Bapak kepala kejuruan yang saya hormati
Para bapak dan ibu guru yang membimbing saya
Kerabat dekat saya yang member motivasi kepada sya sehingga dapat terselesainya laporan ini
Kakak-kakak regular yang selalu memberi semangat
Teman-teman yang saya banggakan dan selalu mendukung saya
Semua pihak yang telah membantu, sehingga terselesainya laporan ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan prakerin ini, laporan penulis susun sebagai bukti bahwa telah selesainya prakerin penulis di Misi Teknik Taiwan Bogor Jawa Barat.
Dengan terselesainya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu jalannya pembuatan laporan kegiatan prakerin dari awal sampai akhir, dalam laporan ini penulis menjelaskan tentang cara membudidayakan jambu Kristal, Tomat Cerry dan Sawi Organik.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun motivasi agar dapat terselesaikan dengan baik,
Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.
Sragen, 2 Mei 2011
DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………1
Halaman pengesahan…………………………………………………………2
Halaman motto………………………………………………………………….3
Halaman persembahan………………………………………………………4
Kata pengantar…………………………………………………………………..5
Daftar isi…………………………………………………………………………….6
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………8
BAB II
1)TEKNIK BUDIDAYA JAMBU KRISTAL…………..………………….….9
Pendahuluan………………………………………………………….…9
Iklim dan Tanah………………………………………………………..9
Pembibitan…………………………………………………………….…9
Budidaya…………………………………………………………………..11
Panen…………………………………………………………………….…14
Pasca panen………………………………………………………………14
2)TEKNIK BUDIDAYA TOMAT CERRY……………………………………..15
Pendahuluan……………………………………………………………..15
Iklim dan Tanah………………………………………………………….15
Pemilihan Varietas……………………………………………………..15
Budidaya…………………………………………………………………….15
Panen…………………………………………………………………………17
3)TEKNIK BUDIDAYA SAWI ORGANIK……………………………………………18
Pendahuluan………………….……………………………………………….....18
Jenis Sawi…………………………………………………………………………….18
Syarat Tumbuh……………………………………………………………..……..20
Budidaya……………………………………………………………………………...20
Panen dan pasca panen………………………………………………………..22
9.BAB III PUPUK ORGANIK DAN PESTISIDA ORGANIK…………………….23
Pupuk organik Misi Teknik Taiwan……………………………23
Pupuk organik Intan Walagri…………………………………….24
Pupuk organik urin kelinci……………………………………..…25
Pestisida organik……………………………………………………...27
10.BAB IV PACKING DAN PENGEMASAN ICDF………………………………..28
11.BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………...30
12.BAB VI PENUTUP……………………………………………………………………….31
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek kerja industri (Prakerin) adalah suatu program tahunan dari sekolah. Dilaksanakan pada semester IV saat kelas XI. Tujuan pelatihan ini diharapkan siswa dapat menggali ilmu dari perusahaan, kemudian mengembangkan ilmu tersebut di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Manfaat dari Prakerin salah satunya masing-masing siswa akan mendapat sertifikat dari perusahaan. Sertifikat tersebut dapat digunakan untuk mencari pekerjaan setelah lulus dari sekolah.
Negara Indonesia adalah Negara agraris. Terkenal akan kekayaan alam dan tanah subur, merupakan faktor utama dalam bidang pertanian. Kebutuhan SDA saja tidaklah cukup, harus memiliki SDM yang berimbang agar dapat memanfaatkan potensi alam yang ada di Indonesia. Merupakan salah satu tujuan prakerin ini juga, pelatihan sejak dini sangat baik untuk mengolah pola pikir para siswa agar dapat mengubah masa depan menjadi lebih baik.
Kerja sama mulai dibentuk Indonesia dengan Negara lain. Meningkatkan pola piker dan cara kerja SDM salah satu tujuan kerja sama tersebut. Negara Taiwan adalah salah satu Negara yang membentuk kerja sama dengan Indonesia. Pemanfaatan teknologi dan kerja efisien dilakukan ahli dari Taiwan. Tentu mereka di Indonesia memiliki tujuan, diantaranya budidaya tanaman sayuran dan buah-buahan, pertanian organik. Jenis sayuran non-organik seperti kucai, asparagus, paria, oyong, tomat cherry. Sayuran organic seperti sawi sendok, sawi emas, caisim, selada, kalian, dan kangkung. Buah-buahan seperti buah naga, jambu Kristal, papaya, jujube, srikaya. Semua jenis tanaman tersebut berbeda cara budidaya seperti perawatan, penanaman, pengendalian hama penyakit, panen, dan penanganan pasca panen.
BAB II
1)TEKNIK BUDIDAYA
JAMBU BIJI VARIETAS KRISTAL
Psidium guajava L.
1.Pendahuluan
Jambu biji varietas Kristal merupakan mutasi dari residu Muangthai pak, diketemukan pada tahun 1991 di district Kao Shiung. Diperkenalkan di Indonesia oleh Misi Teknik Taiwan pada tahun 2001, di lokasi proyek Mojokerto dilakukan percontohan budidaya jambu ini. Jambu biji varietas Kristal mempunyai biji yang sangat sedikit (seed less), presentase berbuah lebih tinggi dibandingkan buah tanpa biji lainnya.
Bentuk buahnya bulat agak gepeng, pada permukaan buah ada tonjolan yang tidak merata, daging buah renyah. Dimusim panas mutu buah lebih bagus, tetapi mudah terserang penyakit sehingga perawatan lebih mahal, hasil produksinya juga tidak sebaik varietas berbiji.
2.Iklim dan Tanah
Jambu biji bisa berbuah sepanjang tahun, tumbuh di ketinggian di atas 1000 meter dari permukaan air laut (mdpl). Pada suhu dibawah 15˚ C pertumbuhannya jadi lambat, daun bisa terluka menjadi merah gelap.
Curah hujan yang paling cocok adalah 1000-3000 mm/th, pada daerah dengan curah hujan kurang atau tidak merata memerlukan pengairan. Ph yang paling cocok berkisar 5,5-6,5, jika dibawah 4,0 pertumbuhannya tidak bagus. Tanah yang paling ideal adalah tanah yang lapisan atasnya tebal dan dalam, pembuangan air (run off) lancer dan kaya bahan organik.
3.Pembibitan
Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji, stek, okulasi, maupun persilangan. Langsung tanam biji umum digunakan. Perbanyakan vegetasi yang paling umum adalah dengan stek, metode okulasi pucuk, metode temple (persusuan) dan lain-lain. Persusuan tanah selain lebih cepat juga prosentase keberhasilannya lebih tinggi, serta biaya lebih murah.
Metode Langsung Tanam dengan Biji
Pilih buah yang masak, ambil bijinya dan cuci bersih, treatment dengan fungisida, lalu taburkan biji ke seeding bed dengan media tanah : kompos organic (1:1), tutup dengan tanah halus kurang lebih 1 cm, kira-kira 2-3 minggu akan bersemi sampai tinggi 5 cm, pindahkan ke polybag sementara, jika sudah tumbuh kira-kira 30 cm, tanam di lahan.
Metode Tempel
Umumnya digunakan metode temple dengan tanah, pertama-tama pangkas cabang utama, buang semua daun tua, tekan batang pohon mendekati tanah sehingga bisa tumbuh cabang baru, setelah cabang baru tumbuh kira-kira 30 cm, ambil batang bawah (bibit jambu berdiameter 1 cm yang ditanam di polybag) buang bagian atas, panjang kira-kira 20-30 cm, lalu tempelkan dengan cabang baru, dan ikat dengan tali, setelah 40-60 hari akan menyatu dengan sempurna, potong menjadi bibit pohon yang mandiri.
Metode Okulasi dengan Jambu Lokal
-Batang Bawah
Jambu biji lokal yang dipakai adalah jambu merah lokal karena perakaran kuat
Umur bibit yang siap di sambung:
Persemaian di trai selama 2 bulan
Pembibitan di polybag (ukuran 25x30) selama 6 bulan
Batang yang dipilih tegak lurus ke atas , kuat, dan ukuran besar
-Batang Atas
Ciri-ciri:
Ambil batang dari pohon yang berbuah
Batang masih hijau segar (tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda)
-Cara
Potong daun batang atas dan Ambil 2 ruas atau 4 mata tunas
Lilitkan plastik parafilm pada batang atas tanpa menutupi mata tunas. Tujuan untuk menjaga batang tetap basah dan kambium tidak kering.
Potong ujung dari batang bawah sampai batang yang tidak terlalu muda
Kemudian potong secara “Λ” di bagian ujung potongan no 3, lalu belah di tegah potongan tersebut
Potong juga secara “V” bagian bawah pada batang atas
Masukkan batang atas ke batang bawah
Lilitkan plastik parafilm sampai benar-benar kuat
Tutup dengan plastik penutup (agar sambungan tetap lembab)
-Keuntungan Okulasi Jambu
1) Dapat memperbanyak bibit jambu lebih cepat dalam jumlah banyak
2) Cepat berbuah
-Ciri-ciri sambungan berhasil
1) Sambungan menyatu dalam 2 minggu
2) Tunas tumbuh dalam 2 minggu
1.Bibit jambu merah 2. Tanaman yang 3.Sambungan telah 4.Kegiatan Okulasi
sebagai batang bawah telah di sambung menyatu sempurna jambu
4.Budidaya
(1) Pemilihan dan Pengolahan Lahan
Jambu biji mudah beradaptasi, namun untuk pertimbangan ekonomis, pilih lokasi dengan sinar matahari dan pengairan yang cukup, penghatusan (run off) lancar, tanah rata serta kaya bahan organik. Untuk menghindari pembuangan air tidak baik ,bisa dibuat got disamping tanaman atau membuat bedengan untuk meninggikan tanah supaya tanaman tidak tergenang air.
Untuk memperbaiki pembuangan air dan sirkulasi udara pada tanah, dapat digunakan traktor untuk menghancurkan lempengan tanah yang keras dan membalik tanah. Selain itu dapat digunakan ampas tebu untuk menambah unsur organik tanah. Untuk menetralkan pH tanah dapat digunakan kapur pertanian. Pada tanah ber pH 4,0 dibutuhkan kapur 2500kg/ha, tanah ber pH 5,0 dibutuhkan 1500kg/ha, tanah ber pH 5,5 dibutuhkan 1000kg/ha, tanah terus dinetralkan selama 2 tahun. Jika tanah berpasir, kapur agak dikurangi, jika tanah liat kapur ditambah.
(2)Penanaman
Jarak tanam antar baris sebaiknya agak lebar, kira-kira 3,5m-4m, jarak tanam antar pohon 2,7m-3,6m.
Pilih bibit dari varietas murni, akar tumbuh sempurna, tidak berpenyakit. Di daerah yang sering tergenang air, jangan ditanam di musim hujan. Dasar lubang tanam diberi pupuk organik dan dicampur dengan pupuk kimia.
Setelah bibit ditanam permanen, diikat dengan penyangga untuk menghindari angin kencang yang bisa membuat penyambungan dan akar terluka. Pada pohon yang masih terlalu muda jika berbunga harus segera dihilangkan. Karena jika sampai berbuah akan mempengaruhi pertumbuhan pohon. Buang tunas air yang tumbuh pada batang bawah.
(3)Pemeliharaan dengan Tanaman Penutup Tanah (cover crop)
Sebagai tanaman penutup tanah pilih tanaman yang pendek, tumbuh lambat atau tanaman menjalar yang tahan injak. Jambu biji berakar dangkal, pada tahun pertama tidak boleh dimulsa total. Untuk meminimalkan gangguan pada pertumbuhan, di sekitar pohon harus dibersihkan.
(4)Pemangkasan
Pemangkasan dimaksudkan supaya batang dan daun tumbuh merata, tidak saling bertumpukan, supaya semua daun bisa berasimilasi, usahakan tinggi pohon maksimal 2m supaya mempermudah membungkus buah.
Jambu biji varietas Kristal dapat berbuah dalam 1 tahun tetapi untuk menjaga pertumbuhan, pada tahun pertama pohon tidak boleh berbuah.
Pilih 3-4 cabang yang baik untuk dijadikan batang utama. Di kemudian hari jaka perlu gunakan bambu dan tali untuk menarik cabang ke arah bagian yang lain sehingga tumbuh merata. Pada batang yang akan dijadikan batang utama, sebelum terbentuk dengan baik, dijaga agar jangan sampai berbuah supaya bentuknya tidak bengkok. Cabang dari batang utama tersebut tingginya 40-50 cm, semua cabang harus terpisah.
Pada lokasi yang mudah tergenang air, percabangan ditinggikan, jika batang terlalu rendah dan buah tersentuh tanah, mudah terserang penyakit. Jika batang utama terbentuk, pangkaslah supaya bisa tumbuh cabang sekunder (sub cabang), pangkas cabang yang terlalu panjang, terlalu padat, terlalu kering, berpenyakit, dekat tanah, supaya dasar dari pohon terbentuk bagus, sehingga mudah dalam perawatan.
(5)Pemupukan
Pada 1,5 bulan sebelum pemangkaasan, utamakan pemupukan Fosfat, Kalsium, Magnesium dengan sedikit Nitrogen dan Kalium. Waktu berbunga dan permulaan buah, permukaan daun diberi boron, setelah buah agak besar beri pupuk susulan Nitrogen dan Kalium. Tetapi Nitrogen jangan terlalu banyak supaya buah tidak terlalu asam, membusuk, dan berubah warna. Karena Jambu biji berakar dangkal maka kekurangan air bisa menyebabkan pertumbuhan lambat, buah kecil, mutu jelek. Pada musim kemarau harus diperhatikan metode pemupukan sering tapi sedikit, dapat digunakan cara pengairan sekaligus pemupukan.
Lahan jambu Kristal di Misi Teknik Taiwan :
(6)Buah dan Pembungkusan
Buah yang tumbuh di pohon, akan terantung pada kondisi pohon tersebut. Buah yang terlalu banyak, akan tumbua kecil, kulit mengkilap, dan mutu jelek. Prinsipnya setiap cabang hanya ada 11-2 buah saja, pada cabang yang kurus atau pendek tidak boleh ada buahnya. Buang buah yang kecil, menghadap ke atas, berbentuk tidak bagus, terluka atau terkena penyakit, dan cabang yang terlalu banyak buahnya. Pembungkusan dilakukan pada buah kecil yang sudah tidak mudah rontok (kira-kira diameter 2,5cm-3cm), jika buah terlalu kecil maka sesudah dibungkus akan mudah rontok, jika buah terlalu besar akan mudah terserang hama ulat, kecuali dibungkus dengan kantong kertas khusus (spon net) pembungkus buah, lapisi pula dengan plastik yang ujungnya diberi lubang untuk pengatusan.
Ada 2 cara pembungkusan
Ikat kantong plastik dimana buah berada, cara ini lebih cepat dan lebih mudah, buah tidak mudah jatuh karena angin kencang
Ikat kantong plastic do tangkai daun, cara ani kerjanya agak lambat, tetapi lebih mudah untuk pemetikan buah, mulut kantong plastik harus diikat rapat supaya ulat tidak bisa masuk.
Jika sulit mendapatkan kantong plastik khusus, bisa menggunakan kertas, tetapi ada kelemahannya yaitu susah menentukan kemasakan buah dan ulat juga lebih mudah masuk.
5.Panen
Panen sebaiknya dilakukan di pagi hari, hindari panen di sore hari. Pada pagi hari dapat melihat dengan jelas warna buah. Kalau matahari terlalu panas, bisa mempengaruhi penilaian warna buah. Buah yang dipetik jangan sampai terbentur, terluka, tertindih, atau langsung kena sinar matahari.
6.Pasca Panen
Jambu yang telah dipanen disortir menurut kelas nya masing-masing, untuk grade A dicuci kemudian di kemas dengan handpacker diberi label dan siap di masukkan ke kardus untuk kiriman ke supermarket. Untuk grade B dan C dibeli langsung konsumen ke perusahaan.
Grade A Grade B Grade C
-Bentuk & warna bagus -Bentuk & warna kurang bagus - Bentuk & warna tidak bagus
-Kulit tidak lecet -Kulit Sedikit lecet -Kulit banyak lecet
-Kualitas Supermarket -Langsung konsumen -Langsung konsumen
Rp 25.000,00 / Kg Rp 10.000,00 / Kg Rp 2.500,00 / Kg
2)TEKNIK BUDIDAYA TOMAT CHERRY
I.PENDAHULUAN
Tomat kecil atau disebut juga tomat cherry, rasannya lezat, penggunaannya mudah, bernilai ekonomis tinggi, biasa dibutuhkan di restoran-restoran dan bisa juga dimakan langsung di rumah tangga pada umumnya. Berdasarkan pertumbuhan batangnya dapat dibagi menjadi semi determined (terbatas) contoh : ASVEG#6 & indetermined (tidak terbatas) contoh : varietas Santa Known You Seed.
II.IKLIM DAN TANAH
Tomat optimal tumbuh di daerah bercuaca yang tidak terlalu dingan dan tidak terlalu panas, perbedaan suhu siang dan malam besar, jarang hujan, suhu rendah dan sinar matahari yang cukup, kaya akan unsure organik, drainase yang baik, bebas nematode serta tanah berpasir.
III.PEMILIHAN VARIETAS
Daerah yang sejuk dan dingin dapat memilh varietas biasa seperti Santa, daerah dengan suhu tinggi sebaiknya memilih varietas yang tahan panas seperti ASVEG#6.
IV.BUDIDAYA
1.Pembibitan
Pembbiitan secara tradisional dengan menggunakan bedeng persemaian, cara lain menggunakan plug. Pembibitan membtuhkan bibit yang sehat dan kuat, menghindari tidak etiolasi.
Selain itu tomat cerry juga dapat di okulasi dengan terong, terong lokal umur 2-3 minggu sebagai batang bawah karena perakaran lebih kuat dan umur lebih lama. Tomat cerry umur 2-3 minggu sebagai batang atas, kedua batang dipotong miring dan disambungkan dengan menggunakan pentil sepeda. penyiraman 1 hari 3kali, kambium akan menyatu dalam kurun waktu 2 minggu. Tanaman akan lebih kuat dan tahan serangan hama dan penyakit dengan okulasi ini. Catatan sewaktu bibit okluasi telah ditanam jangan sampai akar lateral dari batang atas / tomat cerry menyentuh tanah dan tunas terong yang akan berkembang dibuang.
2.Pengolahan tanah dan pembedengan
Pembuatan bedengan disesuaikan dengan musim , varietas dan jarak tanam yang dibutuhkan .
Pembuatan bedengan pada umumnya lebar 1.5 m,tinggi 20 -30 cm,penanaman garis banda .
3.Penutupan permukaan bedengan dengan plastik PE
Hal ini dilakukan untuk menekan pertumbuhan gulma , menjaga kelembaban tanah . Pada areal penanaman di daerah tropis yang terlalu panas dapat menggunakan jerami di atas plastik untuk menutup bedengan.
4.Pindah tanam (transplanting)
Dilakukan pada saat bibit berdaun 4-5 helai atau kira-kira 17-20 hari sejak dibibitkan . Penyemaian jarak tanam 0.75m x 0.4 - 0.5m,tiap 10m² ditanam 2600-3300 batang.
5.Pemupukan
Sebelum pindah tanam tetap dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk dasar yang dicampurkan saat pengolahan tanah.
Pada perataan tanah, kompos dicampur dengan tanah, kompos diberikan pada saat olah tanah.
Pemupukan susulan I dilakukan 14 hari setelah transplanting
Pemupukan susulan II dilakukan 14 hari setelah pemupukan susulan I
Pemupukan susulan III dilakukan 14 hari setelah pemupukan susulan II
Pemeliharaan tanaman tomat cherry mudah, masa panen panjang, untuk menjaga Kesuburan tanah dan mempertahankan pertumbuhan batang yang kuat, pada awal panen dilakukan pemupukan susulan satu kali, selanjutnya setelah panen setiap 3-4 minggu sekali digunakan pemupukan susulan 1 kali dengan menggunakan pupuk NPK (250 – 300 kg per ha) dan urea ( 60 – 80 kg per ha ) secara bergantian.
6. Irigasi
Aplikasi irigasi ditentukan oleh kondisi kering dan basahnya tanah, yaitu dengan menjaga kelembaban tanah, tidak terlalu kering ataupun terlalu basah.
7. Pemberian Ajir
Pemasangan ajir digunakan untuk membantu memperkokoh atau menopang batang tumbuhan tanaman guna menunjang pertumbuhan dan sirkulasi udara. Bisa dibuat silang atau lurus (tegak).
8. Pemangkasan
Pemangkasan batang utama menyisakan tunas pucuk, memangkas semua tunas aksil. Pada pemangkasan 2 batang, tunas pucuk dipangkas, hanya menyisakan tunas lateral di bawah bunga majemuk, tunas lateral lainya juga dipangkas.
Varietas ASVEG#6 berbentuk semi determined , bisa dilakukan pemangkasan 4 batang, yaitu dengan terlebih dahulu disisakan 4 batang yang sehat, memangkas semua cabang, selanjutya tunas lateral tidak dipangkas.
9.Pengendalian hama
Serangga yang menyerang tomat terutama adalah Aphid, Beet army worm, Tomato fruit worm. Dapat digunakan larutan pemberantas hama seperti Lannate yang diencerkan 2000 kali, Decis yang diencerkan 1500 kali. Untuk Mite bisa menggunakan Abamectin yang diencerkan 1500 kali, sedangkan untuk Silverleaf whitefly bisa digunakan Confidor yang diencerkan 1500 kali. Untuk Nematode sebaiknya menggunakan metode rotasi menggunakan larutan Nemamort.
Pengendalian penyakit :
Pseudomonas Solanacearum Smith : Dapat dilakukan tumpang sari dengan padi atau tanaman kacang – kacangan. Drainase harus diperhatikan, menghindari kerusakan akar, menggunakan abu batu untuk meningkatkan pH tanah, pilih varietas yang tanah serangan atau menggunakan metode grafting.
Late Blight atau bercak daun : Pilih varietas yang tahan serangga, perhatikan drainase, perhatikan sirkulasi udara, jarak tanam tidak boleh terlalu padat, semprotkan Benlate yang diencerkan 2000 kali, Danocil yang diencerkan 600 kali, dsb.
Early Blight : Gunakan Kocide yang diencerkan 1500 kali.
Virus diseases : Untuk menghindari serangan ini tanaman harus kuat, mencegah penyakit Aphid, Silverleaf whitefly, lahan harus bebas gulma dan tanaman yang terinfeksi harus segera dihilangkan.
Leaf Mold : Gunakan Dithane yang diencerkan 400 kali.
Phytophthora Blight : Gunakan Terazole yang diencerkan 1500 kali untuk menyiram bibit.
V.PANEN
20 – 30 hari setelah transplanting biasanya tanaman akan berbunga, 30 – 40 hari setelah berbunga buah akan matang, berwarna merah, dipetik beserta dengan tampuk buah.
3)TEKNIK BUDIDAYA SAWI
SECARA ORGANIK
LATAR BELAKANG
A. PENDAHULUAN
Jagad Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran.
Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim. Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik..
Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia.
Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi.
Budidaya sawi organik mulai dikembangkan di petani Indonesia, karena zaman sekarang ini banyak yang ketakutan akan mengkonsumsi sayuran yang ada bahan kimia dari pupuk dan pestisida.
B. MANFAAT.
Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
JENIS SAWI
A. KLASIFIKASI BOTANI.
Divisi : Spermatophyta.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledonae.
Ordo : Rhoeadales (Brassicales).
Famili : Cruciferae (Brassicaceae).
Genus : Brassica.
Spesies : Brassica Juncea.
B. JENIS-JENIS SAWI.
Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi sawi monumen.
Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasae dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.
SYARAT TUMBUH
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini.
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan.
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
BUDIDAYA
A. BENIH
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
B. PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha.Pupuk kandang tersebut diolah dan dicampurkan bersama dengan tanah menggunakan traktor rotary.
C. PEMBIBITAN
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya.
Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditempatkan dalam lubang trai 1 per 1, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 2 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
D. PENANAMAN
Penanaman di Green House bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.
Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.Umur bibit sekitar 2 minggu dari persemaian yang siap ditanam di lahan.
E. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan dilakukan seminggu 1 kali dengan pupuk organik fermentasi pelet ikan. Dosis 1liter pupuk / 10 liter air.Penyemprotan dengan menggunakan air sulingan hasil uap sekam digunakan jika terlihat tanaman terserang oleh hama insek seperti ulat,belalang dan sejenis serangga lain, dosis 1 liter / 10 liter air.
HAMA DAN PENYAKIT
A. HAMA.
1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
2. Ulat tritip (Plutella maculipennis).
3. Siput (Agriolimas sp.).
4. Ulat Thepa javanica.
5. Cacing bulu (cut worm).
B. PENYAKIT.
1. Penyakit akar pekuk.
2. Bercak daun alternaria.
3. Busuk basah (soft root).
4. Penyakit embun tepung (downy mildew).
5. Penyakit rebah semai (dumping off).
6. Busuk daun.
7. busuk Rhizoctonia (bottom root).
8. Bercak daun.
9. Virus mosaik.
PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN.
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi 30 hari.
Pasca panen sawi :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penyimpanan.
5. Pengolahan.
Gambar 1 di Misi Teknik Taiwan budidaya sayuran organik di green house
Gambar 2 di Intan Walagri budidaya sayuran organik di lahan terbuka yang diberi net / screen di sekeliling lahan
BAB III
PUPUK ORGANIK DAN PESTISIDA ORGANIK
PUPUK ORGANIK
1.PUPUK ORGANIK CAIR
Di perusahaan Misi Teknik Taiwan membuat pupuk organik cair dengan bahan dan cara sebagai berikut :
Bahan :
-25 Kg pakan ikan (pelet)
-5 liter tetes tebu
-250 gram bakteri (tidak dijelaskan bakteri jenis nya apa)
-100 liter air
Cara :
-bahan tersebut dimasukkan dan dicampurkan ke dalam drum 100 liter
-fermentasi selama 1 bulan
Dosis pemakaian 1 liter pupuk / 10 liter air
Misi Teknik Taiwan
Pupuk organik Green House Traktor Rotary Sistem Organik Sederhana Pengairan
2.Pupuk Organik
Saat kunjungan ke Intan Walagri, petani sayuran organik di bogor. Pembuatan pupuk organik adalah sebagai berikut.
Bahan :
1.Dedak halus 2kg
2.Nanas matang 2 buah
3.Terasi 1,5 kg
4.Gula pasir/gula jawa 2kg
5.Air 10 liter
6.Rumen hewan 3-5kg (sebaiknya yang masih baru)
7.Susu murni 2 liter
8.Tetes Tebu (1 liter tambah 10 liter air)
Cara :
-Bahan no 1,2,3,4,5 dicampurkan dan dimasak sampai mendidih, biarkan sampai dingin dahulu (1 hari)
-Setelah dingin masukkan bahan tadi ke drum dan masukkan juga bahan 6 dan 7
-Fermentasi setelah 1 minggu ditambahkan bahan 8 setiap 2 hari sekali sampai volume di drum 200 liter
Penguji pupuk telah berhasil dibuat, cara :
1.Dengan mencium bau dari pupuk, jika bau nya wangi seperti bau tape maka bakteri siap digunakan.
2.Dengan uji dari lampu, jika lampu yang aliran listriknya diputus pada 2 paku (fungsi paku sebagai saklar), kemudian paku tersebut dicelupkan pada pupuk biodewa lampu menyala maka pupuk telah siap digunakan.
Cara Aplikasi pupuk :
-Dosis pemakaian 250 gram pupuk / 10-15 liter air
-Waktu memupuk di pagi dan sore hari (tidak dibolehkan memupuk saat terik matahari, karena bakteri bisa mati dan sangat rentan terhadap perubahan suhu sehingga pemupukan menjadi tidak efektif
Fungsi dari bahan pembuatan pupuk :
1.Dedak halus : untuk memperbanyak timbulnya bakteri dalam proses pembuatan bakteri
2.Nanas : bahan probiotik
3.Terasi,gula jawa/gula pasir,susu murni,tetes tebu : media pembelahan/pembiakan bakteri pengurai
4.Rumen hewan : sumber bakteri
Intan Walagri
Uji Biodewa Pengairan Lahan Organik
3.Pupuk Cair Alami dari Urin Kelinci
Petani bogor yang dikenal nama kelompok nya Intan Walagri, menggunakan pupuk selain dari biodewa adalah dari urin kelinci.Pupuk adalah kebutuhan mendasar bagi kelangsungan kegiatan agribisnis. Pupuk bisa jadi mahal bisa pula menjadi barang murah, bahkan mubadzir. Semua tergantung persepsi dan sikap kita terhadapnya.
Bagi peternak yang tak memiliki kebutuhan akan tanaman bisa jadi sampah yang tiada bernilai. Hal ini tentu berbeda dengan para pengelola agribisnis yang setiap kali musim tanam selalu melihat pupuk sebagai barang berharga, saking berharganya bisa pula menjadi sesuatu yang ekseklusif.
Ada banyak jenis pupuk, tetapi dari sekian jenis pupuk kandang, pupuk kelinci yang terdiri dari tahi (feses) dan kencing (urine) dipadukan, ia akan menjadi pupuk handal untuk menghasilkan produksi tanaman.
Satu ekor kelinci yang berusia dua bulan lebih, atau yang beratnya sudah mencapai 1 Kg akan menghasilkan 28,0 g kotoran lunak per hari dan mengandung 3 g protein serta 0,35 g nitrogen dari bakteri atau setara 1,3 g protein. (Spreaadburi dan Yono C. Rahardjo: 1978)
Di dalam kandungan pupuk tersebut, Majalah Domestik Rabbit di Amerika Serikat tahun 1990 silam menyebutkan terdapat kandungan 2,20% Nitrogen, 87% Fosfor , 2,30% Potassium, 36 Sulfur%, 1,26% Kalsium, 40% Magnesium.
Hasil riset tiga peneliti dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak Bogor), Sajimin, Yono C. Rahardjo dan Nurhayati D. Purwantari (2005) menyimpulkan, pupuk kandang dari kotoran kelinci berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan maupun produksi rumput P.maximum dan leguminosa S.hamata setelah 6 kali panen (umur 258 hari). Sedangkan dengan penambahan probiotik pada pupuk kelinci interaksinya telah memberikan pengaruh nyata pada tanaman pakan dan meningkatkan produksi hijauan sebesar 34,8-38,0%.
Menurut penelitian tersebut, “komposisi bahan organik C:N rasio, unsur makro dan mikro lebih tinggi pada pupuk kelinci yang ditambahkan probiotik pada waktu proses dekomposisi. Penggunaan probiotik pada pupuk kelinci untuk tanaman sayuran kentang dan kubis juga berdampak positif di mana dengan perlakukantrichoderma rata-rata produksinya lebih tinggi 16,3% (kentang) dan 5% (kubis) di banding tanaman kontrol.”
Sedangkan pada tabel berikut ini menyebutkan kandungan unsur-unsur dalam feses dan urin kelinci berbanding ternak lainnya sebagai berikut.
Sumber: Trubus (1996). Klaus (1985 dalam Kartadisastra (2001); Baririh, N.R, Wafiatiningsih, I.Sulistyo, R.A. Saptati BPPT Kaltim 2005)
Harga pupuk kotoran kelinci mencapai Rp7.500/kg, sedangkan air kencingnya Rp5.000/liter. Seratus ekor kelinci menghasilkan 25 kg kotoran basah per hari.
Mereka yang memahami manfaat pupuk kelinci wajar jika kemudian memilihnya sebagai pendorong produktivitas. Di Negara-negara yang sudah menerapkan proyek agribisnis atau agroindustri seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Spanyol dan lain-lain pupuk kelinci telah memainkan peranan sebagai bagian terpenting menghasilkan tanaman yang baik, termasuk sebagai cara menghasilkan uang paling hebat dalam pasar pertanian modern.
Saking potensialnya, pupuk kelinci justru mendapatkan perhatian yang serius sehingga dalam mendesain kandang harus diperhatikan. Tujuan membuat desain kandang selain untuk menghindari kemubadziran feses dan urin juga untuk tujuan memudahkan pembersihan keduanya.
Pupuk dari urin kelinci ini dapat dicampurkan dengan biodewa, tetapi hati-hati saat mencampurkannya karena akan terjadi reaksi. Dosis perbandingan 1:1 dan dalam 250 cc campuran tersebut ditambahkan 10-15liter air. Campuran ini dapat digunakan untuk pemupukan atau bisa juga untuk penyemprotan sebagai pestisida organik.
4.Pestisida Organik
Misi Teknik Taiwan menggunakan hasil penyulingan uap dari pembakaran sekam yang menghasilkan air sebagai pestisida jenis insektisida.
5 karung sekam dibakar untuk sekali pembakaran, menghasilkan air sulingan sebanyak 250cc.
Berikut cara membuat pestisida uap sekam :
1.Pasang bahan pembakar (api)
2.Masukkan 1 karung sekam hingga terbakar merata
3.Tambahkan 4 karung sekam (pembakaran selama 4 hari)
4.Setiap 1 karung sekam menghasilkan 50cc air sulingan
5.Dosis pemakaian 1 liter pestisida / 10 liter air
Tangki pembakaran sekam
PACKING DAN PENGEMASAN TAIWAN
ICDF (INTERNATIONAL COOPERATION DEVELOPMENT FEDERATION)
ICDF adalah ruang untuk pengemasan produk sayuran dan buah dari perusahaan maupun dari petani luar. Berdiri tahun 2009, Jika untuk petani yang ingin mengirimkan produk nya ke ICDF harus memiliki persyaratan tertentu.
SYARAT MEMASARKAN KE ICDF
Sayuran Organik
Harus ada kerja sama
Sayuran yang dikirim ditentukan (sawi emas, selada keriting, bayam hijau, bayam merah, pak coy, kalian, kangkung)
Lahan harus tertutup net (dibolehkan jika yang ditutupi hanya pinggir saja)
Sayuran harus bagus
Sayuran harus dicuci dengan air sumur (air bersih)
Ukuran sayuran optimal
Sayuran Non-Organik
Persyaratan tidak sedetail sayuran organik hanya dibuthkan kerja sama yang baik antara petani dan ICDF. Sayuran yang diterima seperti paria putih, labu air, baby buncis, oyong, kacang panjang merah, asparagus, jambu Kristal, papaya, okra dll. Catatan untuk baby buncis yang diambil hanya yang mempunyai ukuran sekitar 20 cm jika lebih panjang dan besar dipilih dan dikirim untuk ke Diamond.
Pemasaran (Supermarket)
Yogja Supermarket(Pondok Bambu, Mangga Dua, Cimanggu, Surya Kencana, Bogor Junction)
Trans Kemang 9.Indomaret
Rejeki Ancol 10.Diamond (MAG)
Veronica 11.FM (Kelapa Gading)
Grang Lucky (Sudirman , Radio Dalam) 12.Margaretha
Total Buah 13.Serambi, Botani
Total Water 14.FX Senayan
Farmers Market (Serpong)
Syarat Pembayaran Petani
Hasil dari rafingan (selesai dikemas)
Produk 50 kg dikemas , hilang 5 kg tidak masuk supermarket
Langsung , 1 bulan
Syarat ICDF memasarkan produk ke supermarket
Menawarkan ke supermarket
Bawa sample produk ICDF
Berikan Harga
Sistim putus (produk baik diterima, produk jelek ditolak)
Sistim PO ( kirim barang sesuai permintaan)
Pembayaran dari Supermarket ke ICDF lewat rekening
Gambar berbagai produk ICDF siap dikemas dan dikirim, juga alat handpacker untuk merafing produk sayuran non organik. Alat neraca atau timbangan digital digunakan untuk menghitung sayuran menjadi berat yang ditentukan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Dari hasil Prakerin, penulis dapat menyimpulkan bahwa banyak hal yang dapat kita pelajari dari perusahaan tenpat prakerin maupun dari petani daerah setempat. Di antara nya kita dapat mempelajari teknik budidaya berbagai macam tanaman buah, sayuran organik, cara pembuatan pupuk organik, dan bahkan kita dapat ilmu pengemasan dari packing ICDF yaitu perlakuan yang sangat penting untuk penanganan pasca panen dan memasarkan produk ke pasar maupun supermarket.
B.Saran
Setelah mengetahui secara singkat cara budidaya berbagai macam tanaman, sebaiknya sebelum membudidayakan sebaiknya mengetahui dan menguasai terlebih dahulu mengenai berbudidaya suatu tanaman, atau berbudidaya suatu komoditas. Saat berbudidaya ketekunan dan ketelitian juga sangat diperlukan dalam berbudidaya.
BAB VI
PENUTUP
Demikian laporan prakerin, penulis merasa laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan yang perlu di benahi baik dari segi penulisan maupun penyusunan ini di karenakan kurangnya pengetahuan yang saya dapatkan oleh karena itu penulis memerlukan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan prakerin di Misi Teknik Taiwan Bogor Jawa Barat serta yang membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini, saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang sulit di mengerti atau salah dalam penulisannya dan tidak berkenan di hati pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin…
Prakerin di PT GSPP versi 2
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Salah satu keunggulan daerah topika adalah kemelimpahan sinar matahari yang setelah melalui rangkaian reaksi biologis dalam tanaman menghasilkan produk yang bermanfaat banyak bagi umat manusia. Kemelimpahan energi ilmiah inilah yang memungkinkan berlangsungnya aktivitas pertanian sepanjang tahun, sehingga menjadi keunggulan komparatif wilayah tropika dibanding dengan wilayah lain di bumi ini. Keunggulan ini menjadi daya tarik bangsa Eropa untuk menjajah wilayah tropika dalam beberapa saat silam, termasuk penjajahan indonesia oleh bangsa beland. Agar Indonesia tidak kembali dijajah oleh bangsa asing, maka perlu meningkatkan sumber daya manusianya melalui perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan lembaga ataupun perguruan tinggi yang memiliki kompetensi yang mendukung hal tersebut.
Praktek Kerja Lapangan (Magang) adalah suatu program D1 Instiper kerja sama dengan PT Astra Agro Lestari. Dilaksanakan pada bulan ke 6 program D1 Instiper. Tujuan pelatihan ini diharapkan siswa dapat menggali ilmu dari perusahaan, kemudian mengembangkan ilmu tersebut di kampus maupun di lingkungan masyarakat dan saat bekerja setelah lulus nanti. Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan salah satunya masing - masing peserta akan mendapat berbagai macam pengalaman di lapangan. Pengalaman tersebut bermanfaat saat bekerja setelah lulus nanti.
Negara Indonesia adalah Negara agraris. Terkenal akan kekayaan alam dan tanah subur, merupakan faktor utama dalam bidang pertanian dan perkebunan. Kebutuhan SDA saja tidaklah cukup, harus memiliki SDM yang berimbang agar dapat memanfaatkan potensi alam yang ada di Indonesia. Merupakan salah satu tujuan Praktek Kerja Lapangan ini juga, pelatihan sejak dini sangat baik untuk mengolah pola pikir para peserta agar dapat mengubah masa depan menjadi lebih baik.
Pengembangan perkebunan mulai diarahkan pada keterpaduan sektor hulu dan hilir( on-farm dan off-farm) dengan pendekatan industri yang berbasis komoditas. Kelapa sawit merupakan komoditas andalan perkebunan indonesia dan berdasarkan potendi sunber daya alam yang dimiliki, maka wajar pemerintah mentargetkan agar areal dan produksi kelapa sawit (CPO dan PKO) Indonesia melampaui Malaysia. Potensi lahan untuk pengembangan kelapa sawit ada 31.770.680 ha dan luas lahan kelapa sawit ada 26.173.523 ha (PPKS,2006). Areal tersebut tersebar di 19 propinsi. Sementara itu produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia masih lebih rendah dari produktivitas potensial. Di phak lain, produk turunan CPO dan PKO beranekaragam ( lebih dari 30 macam). Industri hilir minyak kelapa sawit di Indonesia cukup prospektif, karena nilai tambag (added value) terbesar dari industri hilir ini. Beberapa nilai tambah dari turunan dari minyak kelapa sawit ini adalah: surfaktan dan emulsifier 200%, sabun mandi 300% , lilin 300% dan kosmetika 600%. Capaian nilai tambah tersebut sangat bergantung pada dukungan teknologi dan riset dasar, sehingga peran perguruan tinggi dalam membangun knowledge-based economy untuk kelapa sawit semakin diperlukan di masa yang akan datang.
Pesatnya pengembangan perkebunan kelapa sawit(ekstensifikasi areal) dan maraknya indutri hilir minyak sawit (termasuk biodiesel) memerlukan dukungan sumber daya manusia yang memang spesifik sesuai dengan karakteristik komoditas bersangutan. Berdasarkan kenyataan inilah, yang menjadi latar belakang Fakultas Instiper Yogyakarta mengirim peserta untuk magang ke PT Gunung Sari Puti Pesona dalam program Diploma Yunior Estate Foreman Instiper - Astra Agro Lestari.
Deskripsi Perusahaan
PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona atau PT. GSPP merupakan anak dari Astra Agro Lestari yang didirikan sejak 14 December 1989. Pembangunan kebun dimulai pada tahun 1994 dengan penanaman pertama pada tahun 5. berdasarkan kebijakan pemerintah, pembangunan perkebunan diarahkan untuk menjadikan pelengkap yang mampu mewadahi perkembangan kewiraswastaan petani perkebunan kearah usaha yang rasional. Lokasi perusahaan sendiri berada di desa Arga Mulya, kecamatan Pangkalan Banteng, kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. PT GSPP sendiri memiliki luasan 8.927 Ha dengan luas tanam 8.187 Ha yang terbagi menjadi 2 rayon, rayon 1 dan rayon 2. Rayon 1 memiliki 5 afdeling, yang terdiri dari afdeling Fanta (OF), Golf (OG), Hotel (OH), India (OI), dan Juliete (OJ). Sedangkan rayon 2 memiliki 5 afdeling, yang terdiri dari afdeling Alfa (OA), Bravo (OB), Charlie (OC), Delta (OD), dan Echo (OE).
Berikut peran beberapa tugas penting di dalam keorganisasian di PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona, antara lain :
Estate Manager
Estate manegar bertindak sebagai pimpinan yang mengkoordinasikan seluruh kendali kegiatan di Kebun. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pekerjaan dan semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan di kebun atau unit yang dipimpinnya. Menentukan kebijakan dalam hal penggunaan dana dan anggaran kebun.
Kasie Administrasi
Kasie Administrasi (KTU) bertanggung jawab dan melaksanakan semua kegiatan yang berada di kantor kebun. KTU bertanggung jawab dalam pembukuan dan administrasi perkantoran di kebun yang bersangkutan.
Asisten Kepala
Asisten kepala (Askep) membantu tugas estate manager dan bertanggung jawab terhadap rayon yang dipimpinnya, misal Askep mengambil salah satu divisi dibawah pengawasannya bersama Asisten divisi memeriksa pekerjaan yang telah diperiksa oleh Asisten dan apabila menggunakan bahan maka Askep dapat memproritaskan pemeriksaan terhadap cara kerja dan hasil kerja dari pemakaian dosis dengan benar. Askep turut mendiskusikan hasil kerja di lapangan serta masalah yang dihadapi di lapangan untuk mencari jalan keluarnya. Askep menyampaikan pada Manager semua kendala di lapangan serta alternatif penyelesaiaan masalah tersebut sehingga Manager dapat menetapkan kebijakannya.
Asisten Afdeling
Asisten Afdeling bertanggung jawab dan melaksanakan pencapaian target terhadap divisi yang dipimpinnya dalam melaksanakan semua kegiatan, baik secara teknis maupun administrasi, misalnya menerima laporan hasil kerja dari para mandor, kemudian membuat rencana kerja.
Mandor
Mandor memiliki pekerjaan utama mengawasi pekerjaan dan bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan yang menjadi pengawasannya. Mandor terdiri dari Mandor 1, sebagai pembantu Asisten dalam hal supervisi dan pengorganisasian pekerjaan rutin dan Mandor lapangan yang bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang dilakukan beserta bahan yang digunakan.
Krani
Mencatat hasil setiap karyawan atau berhubungan dengan teknis administrasi laporan pekerjaan di divisi setiap hari yang didapat dari para mandor.
Karyawan
Pekerjaan utama sebagai pelaksana langsung kegiatan di kebun. Adapun status karyawan antara lain KHL (Karyawan Harian Lepas) dan KHT (Karyawan Harian tetap).
Sarana dan Prasarana
Usaha memperlancar seluruh kegiatan di perkebunan, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, sarana tersebut bisa seperti rumah pegawai manajemen, kantor dan fasilitas kerja, tempat ibadah, sekolah, rumah pegawai borongan dan harian serta beberapa kendaraan yang bisa memfasilitasi para pegawai dan karyawan guna meningkatkan efektivitas kerja seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Sarana dan prasarana Afdeling OE
C. Tujuan PKL
Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa.
Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh mahasiswa dibangku kuliah.
Memberikan wawasan dan nuansa pada bidang profesi yang diminati oleh mahasiswa.
Studi banding antara teori yang didapat dibangku kuliah dengan pelaksanaannya secara teknis dilapangan.
Menjalin hubungan kerjasama yang erat dan harmonis INSTIPER dangan perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit merupakan salah satu produk perkebunan yang memilik nilai tinggi. Manfaat dari kandungan minyak kelapa sawit sendiri sangat bervariasi. Cukup banyak industri lain yang dapat menggunakan sebagai bahan baku produknya, seperti minyak goreng, makanan, kosmetik dan lain-lain.
Akhir-akhir ini industri kelapa sawit cukup marak dibicarakan, karena dunia saat ini sedang mencari sumber energi baru pengganti minyak bumi yang cadangannya semakin menipis. Salah satu alternatif pengganti tersebut adalah energi biodiesel dimana bahan baku utamanya adalah minyak mentah kelapa sawit atau yang lebih dikenal dengan nama Crude Palm Oil ( CPO ). Biodiesel ini merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan, selain itu sumber energinya dapat terus dikembangk`an. Sangat berbeda dengan minyak bumi yang jika cadangannya sudah habis tidak dapat dikembangkan kembali.
Pertumbuhan permintaan CPO tidak hanya disebabkan dengan adanya pengembangan energi alternatif tersebut, tetapi juga disebabkan kenaikan permintaan yang disebabkan oleh pertumbuhan industri hilirnya. Sehingga seluruh kegiatan di dalam perkebunan harus diperhatikan secara detail, baik mulai dari persiapan dan pembukaan lahan hingga pelaksanaan panen.
A. Land Clearing
Land Clearing (LC) adalah kegiatan yang dilakukan mulai dari perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan pembukaan lahan secara fisik (Iyung Pahan, 2006). Pekerjaan LC terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya:
1. Imas
2. Tumbang
3. Perun
4. Pembuatan jalan/jembatan
5. Pembuatan tapak kuda/teras
1. Imas
Imas merupakan kegiatan pemotongan kayu-kayu kecil yang memiliki diameter kurang dari 15 cm menggunakan parang atau kapak. Tinggi penebangan dari permukaan tanah (batang yang tersisa) maksimal 40 cm. pekerjaan ini sering dilakukan bersamaan dengan perun alat berat yang dikenal dengan Under Brushing tergantung kondisi lahan (primer atau skunder).
2. Tumbang
Pekerjaan tumbang sudah mulai menggunakan alat berat, semua pohon baik yang besar maupun kecil ditumbang. Sedangkan yang tidak bisa ditumbang dengan Buldozer ditumbang menggunakan gergaji rantai ( chain saw ). Tinggi penebangan dari permukaan tanah, tergantung dari diameter pohonnya.
Tabel 2. Diameter Pohon dan Tinggi Penebangan Pekerjaan Tumbang
Kayu hasil tumbangan di tumpuk memanjang dengan arah Utara – Selatan, dengan jarak antar tumpukan adalah sekitar 50 – 100 m. arah penumbangan di mulai dari pinggir ketengah, dan pohon ditumbangkan kearah luar, agar tidak menghalangi perjalanan bulldozer.
3. Perun
Perun merupakan kegiatan memotong cabang dan ranting dari semua pohon yang telah ditebang, tujuannya agar memudahkan pengumpulan dan pemupukan. Pekerjaan ini sangat penting karena kesalahan teknis dari item ini akan mempengaruhi evektivitas lahan( utilize land ) sehingga potensi jumlah tanaman per satuan luas (SPH) akan berkurang.
4. Pembuatan Jalan atau Jembatan
Jalan atau jembatan merupakan prasarana untuk memudahkan penanaman, terutama dalam pengangkutan bibit, alat–alat dan tenaga kerja serta pengawasan seluruh pekerjaan di lapangan. Jalan utama di dalam kebun dibagi menjadi 3, MR (Main Road), CR (Collection Road) dan jalan kontur.
MR (Main Road) merupakan jalan yang dibangun dengan arah Barat-Timur yang memiliki lebar jalan sekitar 8 m. CR (Collection Road) merupakan jalan yang dibangun dengan arah Utara-Selatan yang memiliki lebar sekitar 7 m. Jalan kontur merupakan jalan yang dibangun pada areal berbukit dan dibuat memotong kontur dengan lebar sekitar 5 m.
Adapun persentase panjang jalan yaitu Panjang jalan utama adalah 5% dari total panjang jalan, panjang jalan transport adalah 25% dari total panjang jalan dan Panjang jalan pengumpul adalah 70% dari total panjang jalan.
5. Pembuatan Tapak Kuda atau Teras
Tapak kuda atau teras merupakan tempat penanaman tanaman kelapa sawit yang dibuat pada areal berbukit dan memiliki tujuan agar tanaman memiliki ruang tempat tumbuh yang baik. Standar pembuatan tapak kuda atau teras adalah dibuat bila areal berbukit (kemiringan > 5˚), ukuran tapak kuda 4x3,5 m dan lantai tapak kuda harus rata dan sedikit miring ke dalam.
B. Pembibitan
Pembibitan merupakan kegiatan pengecambahan benih kelapa sawit hingga menjadi bibit yang siap tanam di lapangan. Adapun sistem yang digunakan adalah single stage ( satu tahap ) dan double stage ( dua tahap).
Pembibitan satu tahap (single stage) memiliki ciri-ciri yaitu tidak memerlukan kantong polybag kecil, tidak memerlukan bedengan dan atap pelindung, tidak memerlukan biaya pemindahan ke polybag besar, perlu persiapan untuk pengisian kantong polybag yang memerlukan tanah atas yang baik dalam waktu singkat, sortasi bibit harus dilakukan secara bertahap dan secara keseluruhan sistem ini lebih murah.
Pembibitan dua tahap (double stage) memiliki ciri-ciri yaitu ditanam dalam polybag kecil, bibit tahap awal berkumpul dalam suatu luas yang lebih kecil, sehingga memudahkan pengawasan, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit. Penggunaan polybag besar lebih sedikit karena seleksi awal (sekitar 10%) telah dilakukan, lama pembibitan dalam kantong plastik besar lebih singkat, kebutuhan tanah lebih sedikit, biaya penyiraman lebih murah namun memerlukan biaya tambahan untuk pemindahan bibit dari polybag kecil ke polybag yang besar.
Pembibitan dua tahap dipandang lebih tepat yaitu dengan pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Pembibitan pre nursery memiliki bedengan yang berukuran lebar bedengan 120 cm, jarak antar bedengan 60 cm dan panjang bedengan 100 m ukuran polybag dalam pre nursery adalah lebar 15 cm tinggi 23 cm dan tebal 0,01 mm. Usia umur bibit pada pre nursery adalah maksimal 4 bulan. Pada pre nursey pemupukan dilakukan melalui daun. Kriteria bibit yang mengalamai penyeleksian pada pre nursery adalah bibit yang akarnya melingkar akibat ditanam terbalik, bibit yang daunnya menggulung, bibit yang daunnya sempit atau seperti jarum, bibit yang berdaun keriput/ keriting, bibit yang berdaun menciut, bibit yang kerdil dan bibit yang daunnya menguning.
Pembibitan utama (main nursery) harus memiliki lokasi atau tempat yang relatif rata, dekat dengan sumber air, tidak tergenang air dan mudah diawasi serta dekat dengan pre nurery, lokasi main nursery harus memiliki drainase yang teratur, jalan yang diatur sebaik-baiknya untuk kemudahan pengeluaran atau pengiriman bibit. Sekeliling main nursery sebaiknya dipagar untuk mencegah gangguan ternak dan sebagainya. Ukuran polybag pada main nursery adalah 40 cm x 50 cm dan tebal 0,12 mm. Pembibitan pada main nursey dimulai pada umur 4 bulan - 12 bulan. Penyeleksian bibit abnormal pada main nursery adalah anak daun sempit dan menggulung, tumbuh tegak dan kaku, pertumbuhan tajuk rata. Bibit loyo, bibit jouvenile (daun tetap mengumpul atau tidak pecah).
Jumlah kecambah yang dibutuhkan lebih besar dari jumlah populasi, mengingat pada saat seleksi sebagian harus dibuang karena tidak memenuhi syarat. Jumlah kecambah yang dibutuhkan dalam pembibitan adalah 140% dari populasi pohon per ha, 40% bibit mengalami penyeleksian yaitu :
– Seleksi kecambah = 5 %
– Seleksi di pre nursery = 10 %
– Seleksi di main nursery = 15 %
– Cadangan penyisipan = 5 %
Perawatan dalam pembibitan adalah yang pertama penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari selama 30 menit atau setara dengan 6 mm curah hujan untuk setiap penyiraman. Bila malam hari pukul 19:00-05:00 wib ada curah hujan lebih besar dari 10 mm, tidak perlu dilakukan penyiraman pada keesokan pagi hari, dan penyiraman pada sore hari bergantung pada kelembapan tanah di polybag dan bila pagi hari turun hujan lebih besar dari 10 mm, maka tidak perlu dilakukan penyiraman pagi dan sore hari. Yang kedua adalah pemupukan, pada pembibitan dilakukan secara teratur sesuai dengan jadwal yang telah ada, standar pemupukan dalam pembibitan adalah pupuk harus tersebar merata, tidak boleh menggumpal dan tidak boleh mengenai pohon atau daun, pemupukan pada pembibitan bisa dilakukan dengan pupuk cair dengan cara menyemprot, pemupukan pada pembibitan umumnya menggunakan pupuk majemuk (compound fertilizer). Yang ketiga adalah weeding yaitu membuang semua gulma baik yang ada pada polybag maupun diluar polybag, weeding gulma dalam polybag harus dilakukan dengan cara manual yaitu dicabut dengan tangan, weeding dilakukan secara rutin dengan rotasi 30 hari, weeding gulma digawangan (diluar polybag) dilakukan secara manual dan khemis dengan rotasi 60 hari dan perawatan terakhir dalam pembibitan adalah penyeleksian pada pre nursery dan main nursery.
Pada pembibitan harus dilakukan pemberantasan hama dan penyakit, pemberantasan hama dan penyakit dilakukan rutin satu bulan sekali secara khemis. Jenis hama yang sering menyerang bibitan adalah belalang, tungau, dan apogonia. Penyakit yang sering dijumpai pada pembibitan adalah pertumbuhan bibit abnormal karena kelainan bawaan atau kelainan gen. Penanggulangan bibit yang terserang penyakit adalah dengan cara mencabut bibit yang sakit atau mengisolasinya ke tempat yang lain agar tidak menginfeksi bibit yang lain dan kemudian dilakukan penanggulangan secara khemis yaitu dengan fungisida apabila bibit terinfeksi jamur, namun apabila serangan jamur telah maksimal maka bibit harus dibuang atau dimusnahkan.
Kualitas bibit (jenis dan pertumbuhannya) merupakan faktor penting dalam rangka mendapatkan produksi CPO yang tinggi dan dapat dipanen pada umur 30 bulan di lapangan. Kualitas bibit dipengaruhi oleh sumber bibit atau potensi genetik, kultur teknis dalam penanaman dan pemeliharaan bibit, seleksi bibit, umur bibit pada waktu ditanam di lapangan. Pemilihan sumber kecambah merupakan faktor terpenting, karena setelah ditanam di lapangan selama 25-30 tahun potensi produksi tidak mungkin dapat diperbaiki.
C. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM)
1. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Tanaman belum menghasilkan adalah tahapan sejak tanaman kelapa sawit selesai di tanam sampai tanaman memasuki masa panen pertama. Pada umumnya tanaman belum menghasilkan berumur maksimal 3 tahun. Rawat anaman belum menghasilkan adalah setiap pekerjan yang ditujukan untuk mendorong pertumbuhan tanaman sehingga mempercepat masa tanaman menghasilkan.
Periode pemeliharaan tanaman belum menghasilkan adalah periode TBM I yang berarti tanaman yang dipelihara pada tahun I atau tahun penanaman, kemudian periode TBM II yaitu tanaman yang dipelihara pada tahun II setelah tahun penanaman (12 bulan) dan yang terakhir adalah periode TBM III yaitu tanaman yang dipelihara pada tahun III setelah tahun penanaman. Pada periode tahun III umur ± 30 bulan sudah mulai buah pasir (scout harvesting).
Standar pemeliharaan di TBM adalah standar M I dan M III. Standar pemeliharaan M I adalah penutup tanah terdiri dari leguminose menjalar dan bebas dari rumputan sedangkan standar pemeliharaan M III adalah penutup tanah terdiri dari leguminose menjalar ditambah gulma yang mengntungkan. Berdasarkan jenis pekerjaan, rawat TBM dibagi dalam beberapa kelompok kegiatan yaitu:
a. Rawat Piringan
Piringan pokok digaruk bersih dengan pusingan 1 x sebulan yaitu pada TBM I pada radius 1 meter, pada TBM II radius 1,5 meter dan pada TBM III radius 2 meter. Rawat piringan bertujuan agar areal di sekeliling pohon dibersihkan guna memberikan ruang untuk pertumbuhan tanaman maupun sebagai tempat menaburkan pupuk.
b. Rawat Jalan Tikus
Jalan tikus adalah jalan yang dibuat diantara dua barisan tanaman yang berfungsi sebagai jalan para pekerja rawat maupun jalan untuk memudahkan pengawasan pekerjaan secara keseluruhan. Pada masa TBM III menjelang scothharvesting (panen buah pasir) sudah harus dibuat jalan tikus atau pasar pikul untuk mengeluarkan buah, lebar 1-1,5 meter dengan rotasi 1 x sebulan.
c. Rawat Gawangan (DAK)
Rawat gawangan adalah membersihkan gulma dari kelompok anak kayu yang ada di gawangan pohon termasuk path, piringan dan sekitar parit/ sungai. Pada umumnya rawat gawangan dilakukan dengan cara dongkel anak kayu (DAK) dan gulma yang sering didongkel adalah Putihan (Chromolaena odorata), Merahan (Melastoma malabathricum), dan kerisan (Schleria sumatrensis).
d. Pemberantasan Lalang
Lalang adalah jenis gulma yang berbahaya sehingga harus diberantas sampai tuntas. Jalan yang harus diberantas adalah yang termasuk kategori sheet sheet, spordis maupun kategori wiping. Pemberantasan lalang kategori wiping dilakukan rutin dan secara khemis dengan rotasi 60 hari. Bila memberantas lalang kategori sheet dan sporadis dengan penyemprotan harus menggunakan air bersih (bukan air yang berlumpur dan keruh) dan dilakukan pada pagi atau siang hari saat cuaca cerah.
e. Sensus Pohon
Pengertian sensus pohon adalah menghitung jumlah pohon kelapa sawit tiap blok pada areal afdeling. Dengan sensus pohon akan diketahui apakah jumlah pohon tiap blok telah sesuai atau belum terhadap standar. Pada perkebunan kelapa sawit dilakukan beberapa sensus pada tanaman yaitu sensus un-produktif dan sensus panjang pelepah. Sensus un-produktif dilakukan agar mengetahui persentase atau banyaknya pohon yang sudah dapat dipanen, sensus un-produktif dilakukan dengan cara mengamati setiap pohon yang telah memiliki jumlah bunga jantan dan betina sebanyak 4 bunga per tandan. Sedangkan sensus panjang pelepah dilakukan agar mengetahui pertambahan pertumbuhan tanaman.
f. Kastrasi dan Sanitasi
Kastrasi adalah suatu kegiatan memotong dan menbuang bunga betina dan dilakukan pada umur 14 - 24 bulan dengan selang interval setiap 2 bulan. Tujun kastrasi adalah agar memaksimalkan pertumbuhan tanaman terlebih dahulu baru kemudian ke pertumbuhan buah. Sedangkan sanitasi adalah pembersihan pada pokok dan piringan agar memudahkan dalam perawatan tanaman dan persiapan panen, kegiatan sanitasi adalah membuang buah partenocarphy, membuang buah busuk/thirataba dan pemotongan pelepah kering.
g. Pemupukan
Pemupukan merupakan faktor yang sangat dibutuhkan dalam perawatan tanaman kelapa sawit agat tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, karena faktor ini setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit harus menyediakan budget atau anggaran dana yang lebih sekitar > 60%. Pupuk yang sering digunakan pada tanaman yang belum menghasilkan adalah Urea, Kieserit, TSP, MOP, dan HGFB. Di bawah ini akan dijelaskan tentang unsur yang dikandung suatu pupuk dan gejala kekurangnya atau defisiensi hara bagi tanaman yaitu:
Tabel 3. Kekurangan dan Defisiensi Hara
Sumber : Ir. Sri Manu Rohmiyati, Kesuburan tanah
h. Konsolidasi
Konsolidasi adalah kegiatan memperbaiki penyimpangan yang dialami pohon baik sebagai akibat kesalahan dalam penanaman maupun akibat gangguan alam. Yang diperbaiki dalam pekerjaan konsolidasi adalah kondisi tanaman yang condong, penimbunan kurang, timbunan cekung, timbunan berlebihan dan sejenisnya. Setiap tanaman atau tegakan yang telah ditanami di lapangan tidak boleh condong atau miring , timbunan kurang (cekung) dan longsor (pada areal kontur).
2. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)
Tanaman menghasilkan atau TM adalah tanaman yang sudah di panen (diambil hasilnya) secara rutin. Umumnya, Tanaman ini berumur diatas 3 tahun dan sampai 25 tahun atau sampai diremajakan kembali/ replanting. Kegiatan Pemeliharaan tanaman menghasilkan adalah:
a. Rawat Jalan Panen
Jalan panen adalah jalan ditengah-tengah barisan tanaman yang diperuntukan bagi orang panen agar mudah mencari tandan buah yang masak dan mengangkut hasilnya. Rawat jalan panen dialakukan dengan cara menyemprot pasar pikul apabila pasar pikul ditutupi dengan gulma-gulma. Pembuatan tapak timbun juga merupakan kegiatan dalam rawat jalan panen karena tapak timbun dapat membantu atau mempermudah pemanen dalam transportai panen pada daerah rawa atau rendahan.
b. Rawat Piringan
Piringan adalah daerah sekeliling pohon yang dibersihkan untuk mempermudah pengumpulan brondolan sewaktu panen maupun untuk tempat penaburan pupuk. Piringan berbentuk lingkaran dan memiliki jari-jari minimal 15 cm dari ujung daun terluar. Rawat piringan dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan khemis. Cara manual adalah dengan menggaruk piringan, piringan pokok digaruk bersih dengan pusingan 1 bulan sekali dengan radius 2 meter, rawat piringan secara manual juga melakukan aktivitas menarik kacangan atau LCC apabila telah merambat ke daun kelapa sawit. Sedangkan rawat piringan dengan cara khemis yaitu melakukan penyemprotan dengan herbisida, rawat piringan secara khemis dilakukan dengan rotasi 90 hari (4 kali setahun). Jika keadaan tenaga kerja sulit diperoleh maka rawat piringan dilakukan dengan sistem khemis.
c. Pemberantasan Lalang
Pemberantasan Lalang adalah kegiatan memberantas setiap lalang (Imperata cylindrica) yang tumbuh diareal tanaman dan sekitarnya, misalnya jalan, parit dan gawangan. Pemberantasan lalang bertujuan agar mempermudah pemanen atau tenaga kerja perawatan dalam melakukan aktivitas kerja. Pemberantasan lalang dilakukan dengan cara khemis. Apabila lalang dalam jumlah banyak maka dilakukan semprot lalang total, sedangkan apabila lalang dalam jumlah banyak namun hanya pada tempat-tempat tertentu maka dilakukan spot spraying dan jika ditemukan lalang dalam jumlah sedikit dan pertumbuhannya jarang atau sedikit maka dilakukan wiping lalang yaitu kegitan memberantas lalang dengan cara mengelus lalang satu per satu dengan menggunakan cairan herbisida.
d. Rawat Gawangan
Rawat gawangan adalah pembersihan gulma kelompok anak kayu di gawangan yang dianggap merugikan tanaman maupun mengganggu pekerjaan. Gulma yang diberantas pada gawangan yang termasuk kelompok anak kayu adalah Melastoma malabathricum, Chromolaena odorata, Clidemia hirta dan Schleria sumatrensis. Pemberantasan gulma ini tidak menggunakan sistem khemis karena gulma-gulma ini tidak begitu sensitif dengan herbisida. Oleh karena itu penanggulangan gulma ini dengan cara mendongkel gulma (DAK). Gulma harus didongkel sampai akar terangkat ke atas, akar gulma yang telah didongkel tidak boleh langsung menyentuh tanah karena akan mengakibatkan gulma dapat tumbuh kembali. Bila pada waktu mengerjakan rawat gawangan ditemukan lalang, maka lalang tersebut tidak boleh dibabat atau didongkel tetapi harus dibiarkan agar bisa dikerjakan khusus pekerja pemberantas lalang. Gulma kelompok kayu-kayuan biasanya tumbuh lebih cepat pada daerah rendahan atau sekitar daerah yang kosong.
e. Prunning ( Penunasan)
Prunning ialah pekerjaan memotong pelepah dengan tujun menjaga standar jumlah pelepah tiap pohon kelapa sawit. Jika tanaman terlambat diprunning maka pelepah akan tumbuh lebat dan akan menyulitkan pekerjaan panen sehingga buah akan banyak yang tidak terpanen. Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 (dua pelepah dibawah tandan paling bawah harus ditinggalkan) sehingga setelah ditunas jumlah pelepah daun masih tersisa 48-54 pelepah. Dan jika terlalu cepat ditunas melewati batas songgoh dua, pohon akan kekurangan daun sehingga berat tandan buah turun. Bekas potongan tunas harus mepet atau dekat dengan pokok. Setelah dilakukan penunasan, pelepah disusun digawangan mati dan tidak boleh dibuang ke piringan, parit, atau pasar pikul.
f. Tempat Pemungutan Hasil (TPH)
Tempat pemungutan hasil adalah suatu tempat yang dibuat khusus untuk mengumpulkan hasil panen (TBS dan brondolan) dari dalam blok sehingga hasil panen terkumpul, hasil per pemanen bisa diketahui dan mempercepat pengangkutan. Tempat pemungutan hasil harus bersih dari gulma, tidak tergenang dengan air dan tempat pemungutan hasil harus rata/ datar. Umumnya tempat pemungutan hasil berbentuk persegi panjang dan terletak di pinggir jalan pada pasar pikul atau setiap 2 gawangan ada satu pasar pikul. Setiap 1 ha 1,5 TPH jadi dalam 1 blok dengan luasan 30 ha maka jumlah TPH nya 45/30 ha.
Sumber : Iyung Pahan, Panduan lengkap kelapa sawit
D. Panen
Pekerjaan panen adalah pekerjaan utama diperkebunan kelapa sawit dikarenakan hasil dari pekerjaan tersebut langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit. Panen merupakan serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan di Tempat Pengupulan Hasil (TPH), berikut brondolannya. Pengalihan dari TBM ke TM biasanya pada umur 2.5 tahun dan 60% dari jumlah tandan sudah dapat dipanen serta berat rata-rata tandan sudah diatas 3 kg. Buah kelapa sawit tersebut matang panen apabila brondolannya telah lepas dan jatuh secara alami dari tandannya, Pelaksanaan panen buah kelapa sawit dan pengangkutannya ke pabrik kelapa sawit menyangkut sejumlah aspek yang berpengaruh nyata baik terhadap kuantitas maupun kualitas minyak yang akan diperoleh. Setiap aspek bersifat kompleks, apek-aspek tersebut adalah :
1. Kriteria Matang Panen
Kriteria matang panen ditentukan pada saat kandungan minyak dalam dalam daging buah maksimal dan kandungan asam lemak bebas rendah. Ada beberapa kriteria matang panen seperti: 2 brondolan/kg TBS, 1 brondolan/kg TBS, 5 brondolan/TBS, 10 brondolan/TBS. Kriteria yang digunakan PT.Astra Agro Lestari bk adalah fraksi 2 yaitu secara dilapangan adalah 2 brondolan/kg TBS. Tandan yang mentah akan mencapai tahap yang matang dalam waktu 3-7 hari, dan tandan matang menjadi terlewat matang juga dalam waktu 3-7 hari. Kandungan minyak sawit meningkat dari tahap mentah ke matang , kemudian menurun lagi pada tahap lewat matang. Sedangkan kandungan ALB meningkat terus dari matang ke lewat matang. Dengan demikian panen tandan pada tahap lewat matang menimbulkan kerugian, baik dalam produktivitas maupun kualitas minyak.
2. Persiapan Panen
Persiapan panen merupakan pekerjaan yang mutlak dilakukan sebelum TBM dimutasikan menjadi TM. Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal-hal yang perlu dilakukan di dalam mempersiapkan pelaksanaan panen yaitu sensus produksi agar nantinya diketahui berapa produksi yang dicapai, mengtahui jumlah tenaga pemanen , mengetahui pembagian ancak panen dan penyediaan alat-alat kerja serta transportnya.
Persiapan areal panen berhubungan dengan adanya mutasi dari tanaman belum menghasilkan (TBM) ke tanaman menghasilkan (TM). Dalam keadaan normal, perubahan TBM ke TM terjadi pada tahun ketiga sesudah tanaman ditanam.
3. Frekuensi Panen atau Rotasi Panen
Panen dilaksanakan setiap hari pada areal (ancak) yang berbeda, agar pabrik dapat berjalan tiap hari atau mnimal lima hari kerja seminggu. Luas areal panen harian harus disesuaikan dengan tenaga pemanen, efisiensi pengangkutan, dan kapasitas oleh pabrik. Tiap areal panen dapat dibagi menjadi 3 atau 4 hari panen, namun rotasi atau pusingan panen harus tetap 7 hari. Hari panen perlu diatur agar tersedia hari istirahat untuk pabrik. Dalam keadaan normal, panen dilakukan 5 kali seminggu, yakni hari senin sampai jumat, atau disebut sistem 5/7. Rotasi panen dapat diubah menjadi 9-12 hari pada panen rendah dan panen puncak 5-7 hari.
4. Pelaksanaan Panen
Pelaksanaan panen terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut :
a. Persiapan peralatan panen. Peralalatan harus tersedia lengkap. Alat-alat yang berfungsi sebagai pemotong, seperti chisel (dodos, tojok atau egrek) harus selalu tajam.
b. Pemanen memeriksa areal atau plot yang akan dipanen, menentukan tandan-tandan yang harus dipanen dengan menggunakan kriterium panen 5 buah brondolan yang jatuh di tanah untuk setiap tandan dengan BJR 5 kg
c. Memangkas daun yang terletak di bawah tandan yang akan dipanen. Daun dipotong menjadi tiga bagian dan diletakkan di antara barisan sedemikian rupa sehingga tidak akan mengganggu kelancaran pengangkutan tandan ke TPH.
d. Mengambil tandan dengan jalan memotong tangkainya. Kemudian tangkai tandan
dipotong mepet menjadi berbentuk V.
e. Tandan-tandan hasil panen berikut buah-buah yang lepas diangkut ke TPH dengan menggunakan keranjang atau goni plastik. Pengumpulan buah dan tandan di TPH dilakukan di tempat yang ternaungi , karena sinar matahari berpengaruh terhadap kandungan ALB.
f. Menaikan buah dan tandan ke kendaraan pengangkut yang akan mengangkut ke pabrik. Diupayakan agar buah kelapa sawit tidak ada yang tergores atau memar.
5. Pengangkutan Tandan Buah
Pengangkutan tandan buah dapat dibagi atas dua bagian yaitu pengangkutan dari pohon yang dipanen ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan pengangkutan dari TPH ke Pabrik kelapa sawit. Pengangkutan dari pohon ke TPH merupakan tugas pemanen atau tim pemanen, sedang pengangkutan dari TPH ke Pabrik dilakukan oleh petugas transpor. Buah mencapai titik tepat matang, kandungan ALB minyak kelapa sawit hanya sekitar 0,1 % tetapi waktu sampai dilokasi pabrik kandungan ALB tersebut telah melampaui 2%, bahkan kadang-kadang melampaui 3%.
Meningkatnya kandungan ALB ini disebabkan oleh tiga peristiwa. Pertama, terjadi peningkatan dalam skala kecil akibat terjadi degradasi biologis dalam buah (yaitu proses buah menjadi lewat matang, atau mulai membusuk). Peristiwa ini timbul karena pada saat tandan mencapai titik optimal untuk dipanen, buah-buah yang berada di ujung tandan sudah lewat matang. Penyebab kedua merupakan penyebab yang lebih besar dari pada penyebab yang pertama yaitu jatuh tandan buah ke tanah waktu dipanen. Penyebab yang terbesar adalah timbul sebagai akibat penanganan buah dalam rangka pengankutan ke TPH dan kemudian dari TPH ke Pabrik. Dalam hal penggunaan jalan sebagai sarana transportasi, sarana transpor dapat menggunakan traktor atau truk. Pilihan terhadap salah satu jenis sarana transpor tersebut dipengaruhi oleh volume tandan yang harus diangkut, jarak yang ditempuh, tipe permukaan jalan yang dapat disediakan, kondisi topografi dan lain-lain.
Sumber : SOP Global Kalimantan Makmur
E. Pabrik Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi setelah berumur sekitar 30 bulan setelah ditanam dilapangan. Buah yang dihasilkan disebut Tandan Buah Segar (TBS) atau Fresh Fruit Bunch (FFB). Produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat mulai umur 3-14 tahun dan akan menurun kembali setelah umur 15-25 tahun. Setiap pohon sawit dapat menghasilkan 10-15 ton TBS per tahun dengan berat 3-4 kg per tandan, tergantung umur tanaman. Dalam satu tandan, terdapat 1000-3000 brondolan dengan berat berkisar antara 10-20 kg.
Bahan dasar untuk pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (PKO) di Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS), berupa Tandan Buah Segar (TBS) dan brondolan kelapa sawit. Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO tahapan proses meliputi pemanenan untuk mendapatkan bahan baku yang memenuhi kriteria, penerimaan TBS, sterilisasi dan threshing minyak sawit mentah diperoleh melalui pengepresan hasil threshing kemudian dimurnikan dan dikeringkan untuk disimpan maupun diekspor.
TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Minyak dan inti yang dihasilkan dari PKS merupakan produk setengah jadi. Minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan inti Kernel (IKS) harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya. Stasiun proses pengolahan TBS menjadi CPO dan PKO umumnya terdiri dari stasiun utama dan stasiun pendukung. Stasiun utama berfungsi sebagai berikut :
1. Stasiun Penerimaan Buah
Sebelum diolah dalam PKS, tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang (weight bridge) sementara di penampungan buah (Loading ramp).
a. Stasiun perebusan
Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun perebusan buah dengan cara ditarik menggunakan capstand yang digerakkan oleh motor listrik hingga memasuki sterilizer, sterilizer yang banyak digunakan umumnya yaitu bejana tekan horizontal yang bisa menampung 45 Ton TBS. Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur sekitar 135˚ dan tekanan 2,0-2,8 kg/cm2 selama 80-90 menit. Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak tekanan agar diperoleh hasil yang optimal. Tujuan dari proses perebusan adalah untuk menghentikan perkembangan asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA), memudahkan pemipilan, penyempurnaan dalam pengolahan, serta penyempurnaan dalam proes pengolahan inti sawit.
b. Stasiun Pemipilan (Stripper)
TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan ke alat pemipil (Threser) dengan bantuan hoisting care atau transfer carriage. Proses pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS sehingga membanting-banting TBS tersebut Hingga 10 bantingan dan menyebabkan brondolan lepas dari tandannya.
c. Stasiun pelumatan (digester) dan pengempalan (presser)
Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke bagian pencacahan berupa sebuah tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah dibagian dalamnya. Lengan-lengan pencacah diputar oleh motor listrik yang dipasang dibagian atas dari alat pencacah (digester). Tujuan utama dari proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempalan (pressing) sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian yang sekecil-kecilnya.
d. Stasiun pemurnian (Clarifier)
Stasiun pemurnian yaitu stasiun pengolahan di PKS yang bertujuan untuk melakukan pemurnian minyak kelapa sawit dari kotoran-kotoran, seperti padatan, lumpur dan air. Adapun tahap-tahapannya sebagai berikut:
- Awal mula masuk ke stasiun Sand trap tank berfungsi untuk memisahkan Crude oil dari pasir dan cangkang halus.
- Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan Crude oil dari fibre halus (ampas) yang masih terikut.
- Clarifier tank berfungsi untuk memisahkan minyak dari “ diluted crude oil” dengan cara pengendapan.
- Oil tank berfungsi menampung minyak dari klarifier tank yang selanjutnya dipanaskan sebelum diolah di furifier.
- Oil Purifier berungsi untuk memurnikan minyak dari kotoran (dirt) dan air (moisture).
- Vacuum Dryer berungsi untuk mengeringkan minyak (memisahkan minyak dengan air) dengan sistem penguapan hampa.
- Sludge Centrifuge berungsi untuk mengutip kembali minyak pada sludge.
Tujuan dari pemurnian adalah agar diperoleh minyak dengan dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak.
Sumber : SOP Global Kalimantan Makmur
F. Administrasi Perkebunan
Setiap kegiatan organisasi atau perusahaan harus didukung dengan kegiatan administrasi. Administrasi yang mempunyai pola kerja yang baik akan menunjang tercapainya seluruh sasaran organisasi atau perusahaan. Pola kerja administrasi tersebut menjelaskan cara-cara pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan operasional. Serta sebagai alat kontrol dan sebagai bahan pengambilan keputusan bagi manajemen.
Adminstrasi adalah pencatatan suatu data secara sistematis yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan sebagaimana yang dikehendaki. Administrasi yang baik haruslah data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan setiap waktu secara mudah jika manajemen memerlukannya. Sistem administrasi yang baik haruslah up to date dan setiap saat diperlukan dapat disajikan dengan mudah.
Sistem administrasi dalam sebuah perusahaan atau instansi biasanya sudah didesign oleh departemen tersendiri sehingga pihak yang berkepentingan dapat memanfaatkan data tersebut setiap saat. Adminstrasi yang baik bentuknya sederhana, mudah pemakaiannya, mudah dimengerti, jelas dan banyak dan yang terkait. Sifat administrasi terbagi secara: umum, khusus, terbatas dan sandi.
Administrasi umum adalah administrasi yang dibuat oleh pemerintah untuk diketahui oleh setiap orang seperti: kartu pos, faktur pajak, Undang-undang Peraturan Pemerintah, dan lain-lain. Administrasi khusus dibuat oleh Badan Usaha, Ormas, dan lain-lain yang dibuat untuk keperluan dan kepentingan masing-masing. Biasanya bentuk administrasi khusus ini tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Administrasi terbatas dibuat untuk kalangan yang berkepntingan saja, misalnya: surat perjanjian, bermacam-macam akte, dan lain-lain. Administrasi sandi sifatnya rahasia, hanya diketahui oleh pihak yang berkepentingan saja.
Proses administrasi berjalan terus menerus sampai kegiatannya dihentikan/ dihapuskan. Proses adminstrasi dapat dihentikan sementara sehingga data dapat diambil untuk dijadikan bentuk yang dikehendaki. Proses penghentian ini diatur dengan jadwal-jadwal tertentu yang ditetapkan, misalnya: mingguan, bulanan, triwulan, semester, tahunan.
Administrasi kebun adalah proses pengelolaan dan penata usahaan seluruh pekerjaan, transaksi dan kegiatan di kebun secara menyeluruh yang saling terkait dari semua administrasi divisi/ departemen yang ada mulai pendataan, analisa data, pengelompokan data dan kemudian ditampilakan dalam bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen.
BAB III
TATA LAKSANA PKL
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan : Afdeling Echo (OE) PT. GSPP desa Arga Mulya,
kecamatan Pangkalan Banteng, kabupaten
Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah
Waktu pelaksanaan : 26 November 2012 – 23 Januari 2013
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Tabel 5. Jadwal Kegiatan PKL
Tabel 6. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Alat dan Bahan Kegiatan
Pembibitan
Main Nursery
Alat : Knep Sack Solo Sprayer, Angkong, polybag ukuran 20cm x 50cm, pipa sprinkle, alat safety
Bahan : tanah, air, bibit MN dan pupuk NPK
Rawat TM
Pruning
Alat : Egrek, alat safety
Bahan : -
CPT
Alat : sprayer, alat safety
Bahan : air, herbisida
WDM dan CWM
Alat : parang, sabit, cados, alat safety
Bahan : -
CWC
Alat : sprayer, alat safety
Bahan : air, herbisida
HPT
Deteksi EWS
Alat : Egrek, alat tulis
Bahan : Ulat Api, Pokok Sampel
Rawat tanaman bermanfaat (Tanam Pohon Idat)
Alat : Cangkul, Sabit, Angkong
Bahan : Bibit idat
Fogging
Alat : Alat Fogging K22 Bio
Bahan : Solar, Bensin, Air, Bahan Biologi, Emulgator
Panen
Taksasi
Alat : kalkulator, buku, bolpoin, alat safety
Bahan : pokok sawit dalam 1 blok
Pemanenan
Alat : Egrek, gancu, angkong, parang, garu, karung, alat safety
Bahan : TBS, brondolan
Angkut Buah
Alat : truk, tojok, alat safety
Bahan : TBS, brondolan
Prosedur Pelaksanaan
Pembibitan
Prosedur Pelaksanaan PreNursery Bibit dari Pre Nursery ke Main Nursery;
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk memindahkan bibit pre nursery tersebutDilakukan penyeleksian terhadap bibit pre nursery sebelum proses pemindahan ke main nurseryDibersihkan areal dari segala jenis sampah, sisa-sisa kayu dan akar-akaran hingga benar-benar bersih yang dipersiapkan untuk areal main nursery tersebutDiayak tanah yang akan dimasukan ke dalam kantong polybag (main nursery) besar dan tanah yang digunakan adalah tanah top soil yang diambil dari lokasi bibitan.Di isi polibag sepadat mungkin dan polybag yang sudah berisi tanah lalu disiram beberapa kali, jika terjadi kekurangan tanah maka dapat ditambahkan seperlunya.Dipindahkan bibit yang ada pada pre nursery pada saat umur 2-3 bulan kantong plastik eks pre nursery dibuka dengan hati-hati agar tanah dan perakaran tidak rusak.Diletakkan disamping polybag besar eks pre nursery, agar mudah dikontrol dan memastikan bahwa eks pre nursery benar-benar dilepasDisiram bibit main nursery 1 kali sehari dengan menggunakan alat yang disebut spinkeler yang dipasang secara permanen pada pipa irigasi.
Prosedur Pelaksanaan Penyiangan dan Konsolidasi;
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk proses weeding tersebut.Dibersihkan gulma yang menggangu pertumbuhan bibit dengan cara dicabut atau digaru dengan menggunakan cangkulDibersihkan gulma diluar polibag dengan menggunakan cangkul atau parang atau dapat menggunakan pestisida seperti round up dan kermek tetapi ujung knap sack harus ditutup agar pestisida tidak mengenai daun.Dikumpulkan gulma yang telah diweeding tadi disamping polybag.Menegakkan poly bag yang miring dan mengisi tanah di polybag apabila kurang serta membalut atau mengganti poly bag yang pecah.
Prosedur Pelaksanaan Pemupukan;
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pemupukan.Disiapkan pupuk yang akan diberikanDiambil pupuk menggunakan ember (klerat) untuk ditaburkanDitaburkan melingkar di pingir bibir polybag dengan jarak 4–5 cm dari pangkal bibit dan jangan mengenai pangkal batang atau akar.Dilakukan penimbunan dengan tanah terlebih dahulu pada akar bibit yang tampak dan selanjutnya taburkan pupuk.
Prosedur Pelaksanaan Penyiraman;
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penyiraman bibit tersebut.Di hidupkan mesin generator (alat sedot air)Penyiraman dulakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan cara sprayer dengan alat sumisansui.Dialirkan air dari sungai yang disedot ke saluran pipa induk dan selang sumisansuiDibersihkan kotoran dalam selang sumisansui jika tersumbat dengan menggunakan spon busaDitutup selang sumisansui dengan tali apabila terjadi kebocoran yang besarDigunakan tenaga manusia secara manual di dalam penyiraman apabila ada selang sumisansui yang mengalami kerusakan (sobek,lubang tersumbat).
Prosedur Pelaksanaan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman;Disiapkan alat dan bahan yang akan dipiakan dalam pengendalian hama penyakit pembibitan tersebut.Dilakukan kalibrasi (penghitungan ) ukuran banyaknya air dan obat yang akan disemprotkan Penyemprotan dilakukan dengan cara yaitu cara mengarahkan nozzel kepermukaan daun yang terserang hama penyakit tersebut.Pengendalian hama yang masih diambang ekonomi cukup dengan cara manual yaitu dengan mengutip jenis hama yang menyerang pembibitan main nursery.Dilakukan pengendalian penyakit dengan menggunakan fungisida yang disemprotkan kepermukaan daun.
Prosedur Pelaksanaan Seleksi dan Pengukuran Bibit;Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penyeleksian pada saat pemindahan bibitDi ukur pertumbuhan bibit untuk mengetahui apakah bibit sudah ukuran standart yang adaDiangkut bibit yang sudah diseleksi guna untuk diangkut ke dalam truk dan akan dibawa kelapangan.Dipindahkan (diangkat) bibit yang normal dan diasaingkan ke tempat yang sudah disediakan.Bibit yang tidak normal diasingkan dan disusun kembali guna untuk dirawat. Bibit yang diangkut k tadi kemudian dibawa kelapangan guna untuk ditanam di areal.
Perawatan TM
Rawat Manual
Persiapan Sebelum Kerja :
Mengikuti instruksi / arahan tentang wilayah atau areal kerja
Berdoa sebelum kerja
Memakai safety kerja seperti sarung tangan, helm safety / caping
Mengecek alat dan mempersiapkan bahan dalam keadaan siap digunakan
Mengasah alat agar tajam saat digunakan
Urutan Pekerjaan :
Menuju ke wilayah atau areal kerja yang akan dikerjakan
Mulai pekerjaan CPT manual dengan membersihkan / penyiangan rumput dan pakis-pakisan di piringan melingkar sampai jari-jari 2,5 m dari pokok dengan menggunakan garuk
Dongkel anak kayu dengan menggunakan cados (cangkul kecil) atau bisa digunakan dengan sabit, parang
Pada piringan juga dibersihkan dari pelepah yang telah mengelupas, bunga jantan, dengan menggunakan garuk dikumpulkan dan dibuang pada gawangan mati
Bersihkan juga semaian bibit sawit liar yang tumbuh di sekeliling piringan, dan tempat lain dengan cara dicabut langsung sampai akarnya
Setelah selesai kerja :
Cuci alat agar tetap awet, dan apabila akan digunakan lagi sudah dalam keadaan bersih
Cuci anggota badan yang kotor
Kembalikan alat ke tempat semula dengan rapi
Rawat Chemist
Persiapan Sebelum Kerja :
Mengikuti instruksi / arahan tentang wilayah atau areal kerja
Berdoa sebelum kerja
Memakai safety kerja seperti masker, baju safety semprot, sarung tangan, helm safety / caping
Mengecek alat dan mempersiapkan bahan dalam keadaan siap digunakan
Urutan Pekerjaan :
Menuju ke wilayah atau areal kerja yang akan dikerjakan
Mengisi drum dengan air dan dicampur dengan larutan herbisida (contoh perhitungan dengan kapasitas drum 100 Liter,
yang digunakan herbisida jenis Round-up dengan dosis per knap 15 liter adalah 75 cc larutan,
maka dalam drum dipakai dosis 0,5 liter larutan, yang didapat dari 15 liter air = 75 cc larutan -> dalam 1 liter/ 1000 cc air = 5cc , maka dalam 100000 cc = 500 cc atau dalam 100 liter air = 0,5 liter larutan)
Satu regu semprot biasanya terdiri dari 13-14 orang dengan pembagian tenaga sebagai berikut :
1. 8 orang tukang semprot
2. 4 orang tukang pikul melayani pengisian semprot
3. 1-2 orang petugas pencampur
4. Setelah knap sack diisi, mulai melakukan penyemprotan pada piringan
path, TPH, jalan kontrol, dan sekaligus WDC
Setelah selesai kerja :
Cuci knap sack sprayer agar alat tetap awet, dan apabila akan digunakan tidak terjadi kontaminasi dengan larutan lain
Cuci anggota badan yang terkena cairan semprot, agar tidak terjadi keracunan pada saat makan dan tidak terjadi iritasi pada kulit
Kembalikan alat ke tempat semula dengan rapi
Prosedur Pelaksanaan Rawat Piringan (Circle Weeding Manual);Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam perawatan piringan tanaman perkebunan kelapa sawit tersebut.Membuat batas lingkaran di ujung garis tengah melingkar keliling pohon dengan jarak piringan 2 – 2,5 m.Menggaruk gulma dengan cangkul kearah dalam piringan.Rumput – rumput di kumpul dan disingkirkan.Dilakukan penyiangan piringan dengan rotasi 4 kali dalam satu tahun.
Prosedur Pelaksanaan Pemberantasan Lalang;Larutan herbisida yang digunakan Glyphosat konsentrasi 0,5 %Kain lap dicelupkan ke larutan, diperas sedikit sebelum diangkat dari ember, agar tidak trlalu banyak larutan yang menetes terbuang ke tanah.Kain lap diperas sedikit pada pangkal batang alang – alang, sehingga larutan mengalir sedikit kebawah melalui batang alang – alang tersebut, lalu ditarik keatas untuk membasahi daun alang – alang.Untuk menandai alang – alang yang sudah diwiping, ujung daun alang – alang dipotong sedikt.Rotasi wiping alang – alang pada suatu areal harus terjamin ketepatan waktu.
Prosedur Pelaksanaan Rawat Gawangan dan Dongkel Anak Kayu;Disiapkan alat.Diasah parang dengan batu asah, sampai agak tajam.Dimulai dari path, masuk kedalam kemudian di tebas, setelah itu masuk ke dalam Gulma digawangan di tebas, semua gulma berkayu yang ada Anak kayu ( gulma ) di babat pandas maksimal 10 cm dari tanah atau didongkel seakar – akarnya. Rawat gawangan dapat dilakukan dengan cara manual dan chemist
Prosedur Pelaksanaan Pengendalian Gulma;Menyediakanbahan dan peralatan/perlengkapan untuk pentemprotan di gudang divisi, kemudian membawanya ke lapangan.Menuangkan larutan ke dalam sprayer dengan dosis dan menambahkan air sampai penuh.Memompa alat untuk memberi tekanan, kemudan mulai menyemprot piringan, pasar pikul, dan TPH pada blok yang telah ditentukan.Untuk penyemprotan piringan dimulai dari sisi terluar piringan. Hal ini dilakukan agar permukaan piringan tersemprot merata.Dalam menyemprot perlu diperhatikan kecepatan penyemprot, yaitu 30-36 m/menit dan ketinggian semprot, yaitu kira-kira setinggi lutut (1,5 m).Penyemprotan tidak dilakukan apabila cuaca tidak mendukung (hujan maupun mendung yang diperkirakan akan hujan).Hasil semprotan akan terlihat setelah ( 2 minggu, yaitu ditandai dengan menguningnya tumbuhan / gulma yang terkena semprotan.Untuk mengetahui kelayakan semprot dari alat sebaiknya dilakukan uji verifikasi yang dilakukan minimal 1 kali seminggu denga diawasi oleh assisten divisi dan mandor semprot. Penyemprotan harus selalu di bawah pengawasan mandor semprot
Prosedur Pelaksanaan Prunning;Disiapkan alat dan bahan yang digunakan di bawa dalam melakukan pemangkasan (pruning).Ditentukan pohon kelapa sawit yang akan dikerjakan dalam pemangkasanDilakukan pemangkasan dengan system songgo dua, pada TM4-8 tahun jumlah pelepah yang harus dipertahankan adalah 48-56 pelepah per pohonnya.Untuk mengetahui jumlah pelepah perpohonnya cukup dengan melihat songgo pada buah kelapa sawit tersebut.Dilakukan pengaturan songgo dengan pemanenan, karena pada waktu pemanenan pelepah juga ikut terpotong.Bekas potongan pelepah harus berbentuk V atau mepet dengan pohon agar buah yang jatuh tidak menyangkut ke ketiak pelepah (batang pohon).Pelepah yang sudah dipotong tadi kemudian disusun rapi digawangan mati dengan baik dan rapi.
3.HPT
Prosedur Pelaksanaan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman;Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pengendalian hama dan penyakit tersebutDitetapkan lokasi yang akan dikendalikan hama dan penyakitJika terlihat serangan hama ulat api, ulat kantong maupun serangga lainnya masih dapat dikendalikan dengan cara manual.Jika serangan berat dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida sedangkan Jika serangan berat dapat dilakukan dengan cara penyemprotan bahan kimia, yakni dengan menyenprotkan Tetramycin, Streptomycin atau Tertracyclin insektisida. Diwaktu menyemprot kita harus menggunakan sarung tangan dan masker agar insektisida tidak mengenai kult kita.Dilakukan pengontrolan terhadap lahan areal yang sudah kita kendalikan hamanya tadi.
Panen
Prosedur Pelaksanaan Panen;
Disiapkan alat dodos atau egrek sesuai umur & tinggi tanaman yang akan dipanen.Diarahkan dodos pada pelepah yang menyangga buah (TBS).Dipangkas pelepah tersebut sependek mungkin dari pangkal, bila tanaman itu sistem songgoh 2, maka pangkas kedua pelepah dan diatur rapi di tengah gawangan.Dilanjutkan memotong buah masak (TBS) dengan memotong pangkal tandannya.Kemudian pelepah yang terpangkas ditata rapi digawangan mati.Potong tangkai tandan buah mementuk cangkem kodok keudian angkatlah tandan buah yang telah dipanen ke TPH.Bila buah melepaskan brondolan, maka brondolan tersebut diambil diletakkan dalam karung, lalu ditempatkan pada TPH, pemungutan brondolan seluruhnya harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Disyaratkan proporsi kotoran tidak melebihi 0,3 % dari berat tandan, selanjutnya dikumpulkan di TPH.
Prosedur Pelaksanaan Pengangkutan TBS;Disiapkan mobil truk pengangkut TBSDisiapkan alat yang akan digunakan sebagai pengangkut buah ke mobil (tombak.karung dan penggaruk brodolan).Dinaikkan atau diangkut buah yang terdapat di TPH naikkan kedalam mobil truk dengan menggunakan tombak.Dinaikkan atau diangkut brondolan yang ada kedalam mobil truk dengan menggunakan karung.Dicatat jumlah TBS yang terangkut dalam SPB (surat pengiriman buah).Dilanjutkan dengan membawa hasil angkutan buah kepabrik untuk diolah.
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PKL DAN PEMBAHASAN
Pembibitan Utama ( Main Nursery )
Pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery bertujuan untuk proses pembibitan selanjutnya, pada tahap pembibitan awal bertujuan untuk mendapatkan bibit yang benar – benar tahan serangan hama dan penyakit. Pemindahan dilakukan dengan hati – hati agar bibit tidak mengalami shock terhadap perubahan tempat dan lingkungan.
Sistem dua tahap ini dipakai karena proses seleksinya akan lebih ketat dan ini sangat baik dilihat dari segi kualitas, karena pembibitan merupakan jaminan akan produksi tinggi dimasa depan.Pemindahan bibit ke main nursery saat bibit di main nursery telah berumur 2 – 3 bulan sudah memiliki minimal 3 – 4 helai daun dan pertumbuhan yang sempurna yang telah melewati proses seleksi.
Pada main nursery digunakan polybag besar berdiameter 30 cm dan ringgi 50 cm dan tebal 0,20 mm. Kantong plastik ini diberi lubang keliling dari bagian tengah sebanyak 3 baris berjarak 5 cm. Lobang ini berdiameter 0,30 cm diperlukan untuk mengalirkan air yang berlebihan sewaktu penyiraman agar tidak menggenang di dalam kantong plastik.
Tanah yang dipakai merupakan tanah top soil yang berasal dari sekitar daerah pembibitan atau bekas gusuran budozer. Tanah harus bebas dari sisa kayu dan batu kecil, pengisian harus padat dan tiap hari di siram selama 7 – 10 hari sebelum ditanam agar tidak terbentuk kantong – kantong air.
Pemindahan dari pre nursery ke main nursery yaitu dengan cara dilepas dengan cara disayat pantatnya dengan pisau lalu lepaskan dan masukan kedalam polibag besar lalu timbun dengan tanah lagi sampai isi polibag penuh tetapi di bagian atas dibiarkan tidak diisi tanah 2 – 3 cm untuk meletakkan pupuk sehingga pupuk tidak hanyut terbawa keluar sewaktu penyiraman. Penyiraman dapat dilakukan baik secara manual, secara springkler, atau menggunakan selang sumisansui/kiriko. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari.
Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3,
Alat Pelubang Tanam MN Lubang Tanam MN Pembibitan MN
Penyiraman
Penyiraman merupakan kebutuhan pokok bibit kelapa sawit. Air yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup bibit tiap harinya tergantung pada sifat tanah di dalam polybag, umur bibit keadaan cuaca. Sebagai patokan diperkirakan rata – rata satu bibit dalam satu hari membutuhkan ± 2 liter air, jumlah bibit di pembibitan utama banyak, kebutuhan air dengan sensirinya banyak sehingga kapasitas dan tekanan pompa air harus mencukupi kebutuhan bibit sampai pada pipa yang terletak di sudut jauh dari pembibitan.
Kebutuhan air di pembibitan utama adalah 2 liter/hari/polibag. Penyiraman dilakukan dua kali sehari dengan mekanis pada pagi dan sore hari. Penyiraman yang kurang baik dapat mengakibatkan perakaran bibit tergantung juga air tergenang di dalam polybag. Penyiraman main nursery dapat dilakukan dengan dua cara, yakni secara manual (selang + kepala gembor) dan overhead seprinkler.
Bila malam umumnya turun hujan dan tanah dipolybag masih basah maka cukup dilaksanakan penyiraman pada sore hari saja. Frekuensi penyiraman yang dapat memenuhi kebutuhan akar air adlah 1 atau 2 kali sehari. Karena pembibitan main nursery membutuhkan air 8-10mm/hari maka, hal yang perlu diperhatikan adalah pembagian air harus merata agar bibit mendapat air dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhanya. Apabila terjadi hujan > 8 mm tidak dilakukan penyiraman, curah hujan diukur menggunakan umbro meter. Ada 4 orang pengawas yang bertugas sebagai pengganti selang yang bocor atau menempel selang yang bocor.
Gambar 4, Gambar 5,
Sistem Penyiraman di Pembibitan Sumi Samsui
Pengendalian Hama dan penyakit
Hama
Kumbang malam
Kumbang malam aktif penyebarannya pada malam hari. Pada pagi sampai siang hari biasanya kumbang bersembunyi pada tanah di kedalaman ± 3 cm atau pada sersah-sersah rerumputan bekas weeding pada gawangan.
Menyerang lapisan epidermis helaian dari anak daunsehingga anak daun berlubang. Pengendaliannya dengan sevin 85 disemprot 2 minggu sekali dengan konsentrasi 0,05% pada sore hari
Kutu daun
Kutu daun biasanya hidup pada helaian daun atau pada leher akar dibawah permukaan tanah. Ada jenis kutu disebut tungau atau spider mite, kutu ini biasanya terdapat pada permukaan anak daun yang sudah tua. Kutu ini menghisap cairan terutama pada pucuknya dibagian – bagian yang relatif masih muda.
Ulat api
Biasanya ulat api menyerang helaian anak daun sehingga daun menjadi berlubang-lubang, bahkan ulat api dapat menghabiskan helaian daun dan tinggal lidi saja.
Belalang
Belalang apabila populasinya banyak sangat berbahaya. Kondisi bibit yang lemah dapat dengan mudah diserang belalang. Belalang memakan bagian tepi daun. Akibat serangan belalang pelepah muda dari bibit bisa patah.
Penyakit
Penyakit akar
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia sp. Gejala serangan tampak pada daun. Penularan melalui akar yang muda menuju ke akar lebih tua. Biasanya penyakit akar ini sering sering menyerang bibit yang muda (Pre nursery).
Gejala nya antara lain daun kelihatan pucat dan kusam, sehingga akarnya menguning sampai warnanya menjadi kuning. Apabila tanaman dibongkar tampak terlihat jaringan perakaran berwarna kuning kusut dan mengandung air. Apabila tersapat gejala segera dibongkar dan dimusnahkan.
Penyakit daun
Penyakit bercak daun (black spot) disebabkan oleh cendawan Culvurlaria sp dan Helmin thosparium sp. Biasanya penyerangan pada man nursery melalui spora cendawan yang dibawa oleh angin. Didaun tampak bercak-bercak kecil semakin lama bercak meluas keseluruh daun. Pengendaliannya dapat dipakai Dithane dengan konsentrasi 1% interval 2 minggu sekali disemprotkan ke seluruh daun.
Seleksi bibit abnormal
Dilakukan 4 kali yaitu Pada umur 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, dan pada saat persiapan pengiriman bibit ke lapangan
Tata cara seleksi bibit:
Berikan tanda dengan cat warna putih di polibag setiap bibit afkir/abnormal
Catat semua bibit yang diafkir
Bibit afkir dikeluarkan dari blok bibitan dan
Dimusnahkan
Jumlah bibit afkir selama di Main nursery 10-15%
Ciri Bibit Afkir di MN
Kerdil : bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya
Bibit erect: akibat faktor genetik, daun tumbuh dengan sudut sangat sempit/tajam terhadap sumbu vertikal sehingga terlihat tumbuh tegak
Bibit yang layu dan lemah: pelepah dan helai daun terlihat lemah/layu, penampilan bibit secara keseluruhan pucat dan pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek dari yang seharusnya
Bibit flat top: daun yang baru tumbuh memiliki ukuran yang makin pendek dibandingkan daun yang lebih tua sehingga tajuk bibit terlihat rata
Short internode: jarak antar anak daun pada pelepah terlihat sangat dekat dan pelepahnya tampak pendek
Wide internode: jarak antar anak daun pada pelepah terlihat sangat lebar, bibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi dari normal
Anak daun sempit: bentuk helai anak daun tampak sempit dan tergulung sepanjang alur utamanya sehingga berbentuk seperti jarum, anak daun tumbuh membentuk sudut yang tajam dengan pelepah daun
Anak daun tidak pecah: helai anak daun tetap bersatu seluruhnya atau tidak pecah setelah pelepahnya dewasa
Daun berkerut: bentuk daun memperlihatkan berbagai tingkatan kerutan dan pada tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebut pecah menyilang.
Twist: daun melingkar, yaitu disebabkan karena kesalahan penanaman.
Gambar 6, Bibit abnormal; daun berkerut
Gambar 7, Bibit abnormal; daun berbentuk twist
Pelaksanaan
- Pembibing = Pamuji & Adi
- Waktu Pelaksanaan = 14, 15 Jan 2013
- Lokasi = Pembibitan MN (OB AMR)
- Jam Kerja = 10.00–14.00WIB & 05.00 – 12.00WIB
- Item Kerja = Penyiraman, Pemupukan, Pengendalian
Gulma, Pengendalian hama Tabel 7. Petak di Pembibitan
Petak Pembibitan MN =
1. Penyiraman
Dosis air = 0.5 ltr/tan
Mulai Penyiraman Jam 5 pagi dan Jam 2 sore
Kemampuan penyiraman 2 kran hidup, 1 kran ada 5 selang
sumi samsui, 1 selang ada 5 baris polybag, rata-rata 1 baris
ada 130 tanaman jadi dalam 1 kali penyiraman didapat
2x5x5x130 = 2900 Bibit , lama penyiraman ± 2900 Bibit, 1 hari = 20 ltr solar
2. Pemupukan
Mulai jam 6 pagi – 1.30 siang kerja 2 orang / 5 baris
Pupuk NPK 15-15-6-4 (15 gram / bibit)
Target 1 orang 5000 bibit
3. Pengendalian Gulma
Manual dan kimia, kimia dengan Round Up dosis 75 cc / 15 lt air
4.Pengendalian Hama
Secara manual pada petak C1, Membuang ulat
Gambar 8, Gambar 9, Gambar 10, Gambar 11,
Pemupukan MN Pengendalian Gulma Chemist dan Manual Pengendaian Hama Ulat
Perawatan TM
Perawatan Tanaman Menghasilkan
1. Rawat Manual TM
- Pelaksanaan =
- Mandor Pembibing = Nasrodin
- Waktu Pelaksanaan = 27 Nov 2012
- Lokasi = Blok 16
- Jam Kerja = 11.00 – 13.30 WIB
- Item Kerja = CPT Manual, Rawat Gawangan Manual, Dongkel Anak Kayu
- Hasil Kerja = Membersihkan ± 10 Pokok
- Pembahasan =
1. Membawa alat terlalu banyak 3. Kualitas kebersihan piringan kurang
2. Jenis gulma
- Penyelesaian =
1. Pembawaan alat dibagi 3. Dilengkapi rawat chemist
2. Memakai alat sesuai jenis gulma
Gambar 12, Gambar 13,
Alat Kerja Rawat Manual CWM
Berbagai jenis gulma yang ditemukan pada rawat manual ini seperti, gulma
Golongan Gulma Rumputan (Grasses)
Gambar 14, Gambar 15, Gambar 16,
Cytococcum Accrescens Ottochloa Nodosa Panicums Repens
Gulma Golongan Daun Lebar (Broad Leaf)
Gambar 17, Gambar 18, Gambar 19,
Ageratum Conyzoides Borreria Alata Mikania Micrantha
Pakisan
Gambar 20, Gambar 21, Gambar 22,
Dicranopteris Linearis Licopodium Seanum Nephrolepis Bisserata
Anak Kayu
Gambar 23, Gambar 24, Gambar 25
Tetracera Scandens Tuba Roots Melastoma Affine
LCC
Gambar 26, Gambar 27, Gambar 28,
Mucuna Cochinchinenses Pueraria Triloba Arachis Pintoi
Contoh data pekerjaan rawat manual
Tabel 8. Data Pekerjaan Rawat Manual
Norma WDM : 1.3 Hk/Ha
2.RAWAT CHEMIST
-Pelaksanaan
- Mandor Pembibing = Nasrodin
- Waktu Pelaksanaan = 28 s/d 29 Nov 2012
- Lokasi = Blok 17,21,28,24
- Jam Kerja = 07.00 – 13.30 WIB
- Item Kerja = CPT Chemist, Rawat Gawangan Chemist,
Weeding Chemist, Path Chemist,
Circle Weeding Chemist
- Hasil Kerja = Rawat Chemist ± 10 Jalur
- Pembahasan
1. Stock Material 3.Tenaga 5. Jenis Gulma
2. Cuaca 4. Alat 6. Air
- Penyelesaian =
1. Stock tersedia (Gudang Central) 4. Dicek kesiapan alat sebelum digunakan
2. Antisipasi membawa alat manual 5. Jenis material yang sesuai
3. Ada cadangan tenaga 6. Hindari pemakaian air keruh
CONTOH DATA PEKERJAAN RAWAT CHEMIST
Tabel 9. Data Pekerjaan Rawat Chemist
Norma CWC, WDC, CPT : 0.3 Hk/Ha
FOTO KEGIATAN RAWAT CHEMIST
Gambar 29, Gambar 30, Gambar 31,
CWC PATH CHEMIST TPH CHEMIST
3.KALIBRASI PENYEMPROTAN
Pengertian
KALIBRASI PENYEMPROTAN adalah pengukuran alat semprot, cara kerja, penggunaan herbisida , dan air yang standar
Tujuan
Agar dosis herbisida tepat anjuran
Pemakaian air tidak boros
Prestasi kerja tercapai
Kematian gulma merata dan tuntas
Alat dan Bahan
Knap sack sprayer
Gelas ukur
Ember
Stopwatch
Alat Tulis
Cara Kerja
Menentukan Flow Rate (F), yaitu volume larutan yang keluar dari nozzle dalam waktu tertentu (Ltr/menit)
Mengukur kecepatan jalan (m/detik atau m/menit)
Mengukur Lebar semprotan (m)
Perhitungan 1
CARA MENCARI DOSIS YANG DIBUTUHKAN PER ALAT SEMPROT
Dosis Round-Up yang direkomendasikan untuk gulma alang-alang adalah 3 Lt/Ha, Volume semprot 600 Ltr/Ha
Dosis per Knap Sack
= 3 Lt/Ha : 600 Lt/Ha X 15 Ltr
= 0,075 Liter
= 75 cc / Knap Sack
Konsentrasi Larutan
= 75 cc : 15000 cc X 100%
= 0,5 %
Dosis Lindomin yang direkomendasikan untuk gulma alang-alang 3 Lt/Ha, Volume semprot 900 Ltr/Ha
Dosis per Knap Sack
= 3 Lt/Ha : 900 Lt/Ha X 15 Lt
= 0,05
= 50 cc
Konsentrasi Larutan
= 50 cc : 15000 cc X 100%
= 0,33 %
Perhitungan 2
Hasil Kalibrasi terhadap nozzle biru debitnya : 1.2 Lt/Menit dan lebar semprotnya adalah 1.6 meter. Jika kebutuhan larutan adalah 600 Lt/Ha dan Dosis herbisida nya adalah 3 Lt/Ha serta kapasitas sprayer adalah 15 liter, maka :
Kecepatan Jalan penyemprot adalah :
10000 m² : 1.6 m
600 Lt : 1.2 Lt/Mnt
= 6250 m / 500 menit
= 12.5 m / menit
Konsentrasinya adalah :
3 Lt : 600 Lt X 100%
= 0.5 %
Dosis CPT :
Data hasil kalibrasi alat (solo spayer kapasitas 15 liter) nozzle biru adalah sebagai berikut :
1. Debit air/menit = 1200 cc/menit
2. Luas bidang semprot = 45 m2/menit (panjang = 30 m,lebar = 1.5m)
Ditanya :
1. Berapa kebutuhan air per ha untuk mengerjakan cpt
2. Berapa Konsentrasi per kep solo sprayer
Jawab :
Mencari Luas EFEKTIF CPT :
1. Dosis cpt = 0.35 liter/ha
2. Jari – jari piringan = 2 m
3. Panjang pasar pikul = 625 m, lebar = 1.2 m
4. Tph (3 x 4)m = 1.5 bh/ha
Untuk mengetahui kebutuhan air CPT Efektif per ha terlebih dahulu harus dihitung
a. Menghitung luas piringan = ת.r2
= 3.14 x (2m)2
= 3.14 x 4 m2
= 12.57 m2
luas piringan per ha = 7,065 m2 x sph
= 12.57 m2 x 136
= 1708,16 m2
b. Menghitung luas pasar pikul
= jumlah path 1 Ha x lebar path x panjang path
= 2 x 1,5 x 300
= 900 m2
c. Menghitung luas TPH
= p x l x jumlah TPH 1 Ha
= ( 3 x 4 )m x 2
= 24 m2
Maka luas CPT ( C + P + T ) = 1708.16 m2 + 900 m2 + 24 m2
= 2632,16 m2
= 2632.16 X 100 %
= 26 %
1.Kebutuhan air untuk cpt efektif = Debit air/luas bidang (hasil kalibrasi)
1200 cc/menit :
45 m2/menit
= 26,67 cc/m2
= 26,67 cc/m2 x 2632.16 m2
= 70.199,7072 cc/ha = 70 liter/ha cpt
1 kep / 15 liter = 70 : 15 = 4.6 kep
2. Konsentrasi per kepp = Dosis cpt/Volume Air cpt
0,35 liter/ha : 70 liter/ha
= 0,005 liter/liter
= 5 cc/liter
= 5 cc x 15 = 75 cc/kep
Pelaksanaan
DATA PRAKTIKUM DI PT GSPP Afd. OE
Pada hari Rabu, 5 Desember 2012 di Blok 20
Tabel 10. Data Hasil Kalibrasi
Penyemprotan 1 kep :
SPH Afd EO = 128 pokok
1 kep = 30 pokok
Dalam 1 Ha = 128/30
= 4.2 kep/ha
4.Project / Penaburan tankos
Pengertian
Tankos adalah limbah dari TBS yang sudah diproses / diambil minyaknya di PKS
Tujuan
Memperbaharui sumber daya alam
Menyuburkan tanah
Menambah unsur hara
Memperbaiki struktur tanah
Dasar Teori dan Tinjauan Pustaka
Manfaat Pupuk Organik
Memperbaiki sifat kimia tanah.
Kapasitas tukar kation (KTK) dan ketersediaan hara meningkat dengan penggunaan bahan organik. Asam yang dikandung humus akan membantu meningkatkan proses pelapukan bahan mineral.
Memperbaiki sifat fisik tanah
Warna tanah dari cerah akan berubah menjadi kelam. Hal ini berpengaruh baik pada sifat fisik tanah. Bahan organik membuat tanah menjadi gembur dan lepas-lepas, sehingga aerasi dan pengatusan dakhil menjadi lebih baik serta lebih mudah ditembus perakaran tanaman.
Pada tanah yang bertekstur pasiran, bahan organik akan meningkatkan pengikatan antarpartikel dan meningkatkan kapasitas mengikat air.
Memperbaiki sifat biologi tanah
Bahan organik akan menambah energi yang diperlukan kehidupan mikroorganisme tanah.
Tanah yang kaya bahan organik akan mempercepat perbanyakan fungi, bakteri, mikro flora dan mikro fauna tanah lainnya (Sutanto, 2002).
Tabel 11. Kandungan Atas Dasar % Berat Kering
Alat dan Bahan
Angkong
Tankos
Gancu
Sarung tangan
Helm Safety / caping
Prosedur Cara Kerja
Persiapan Sebelum Kerja :
Mengikuti instruksi / arahan tentang wilayah atau areal kerja
Berdoa sebelum kerja
Memakai safety kerja seperti sarung tangan, helm safety / caping
Mengecek alat dan mempersiapkan bahan dalam keadaan siap digunakan
Urutan Pekerjaan :
Menuju ke wilayah atau areal kerja yang akan dikerjakan
Ambil tankos dengan menggunakan gancu kemudian ditata menumpuk disusun rata pada angkong agar tidak terjatuh saat pengangkutan
Jalankan angkong yang telah berisi tankos melewati pasar pikul ke tempat penaburan, penaburan dilakukan dari pinggir jalan CR ke pasar tengah. Penaburannya 1 rit kurang lebih 1 path 2 jalur ada sekitar 30 plong, Pertama kali ditabur yaitu pokok sawit dekat dengan pasar tengah.
Tankos ditabur tiap plong dari pokok ke pokok dengan tonase 1 ha 20 ton dengan ukuran plong 2x2m, penataan / penyusunan tankos 1 lapis, dikarenakan jika lebih maka potensi mengundang kumbang tanduk.
Rata-rata tiap plong 2m² / 160 Kg
Ukuran 1 rit (4,8 ton) / 1 Hk / 30 plong / 0,24 Ha
Tankos akan mulai melapuk sekitar 2 minggu setelah penaburan
Setelah selesai kerja :
Cuci alat agar tetap awet, dan apabila akan digunakan lagi sudah dalam keadaan bersih
Cuci anggota badan yang kotor
Kembalikan alat ke tempat semula dengan rapi
Hasil Pengamatan
Dalam 1 Ha = 20 ton / kurang lebih 4 rit
1 rit = 4,8 ton
1 Ha = 4 jalur = 2 path
Ket :
Untuk 4,8 ton = 4800Kg dibagi / plong nya 160 kg = 30 plong / pokok, 1 ha perlu 4 rit, kekurangan 0,8 diisi pada pada pengiriman berikutnya.
Ukuran 1 rit (4,8 ton) / 1 Hk / 30 plong / 0,24 Ha
Catatan : 1ha dibagi 4 rit ada 0,25 ha dengan catatan 0,25 ha belum dipotong adanya rawa, pasar kontrol untuk jalan EMDEX (mesin pemupukan), 1 polng di pinggir jalan CR. Jadi realnya secara di lapangan 1 ha = 4 rit = 0,24 Ha
CONTOH LAPORAN PENABURAN TANKOS
FOTO KEGIATAN PENABURAN TANKOS
Gambar 32,
Pengambilan dan penataan tankos di angkong
Gambar 33, Gambar 34,
Kegiatan penataan tankos Penyusunan / penataan tankos 1 lapis ukurannya 2x2 m
5.Pruning
Pengertian
Menjaga atau mengatur jumlah pelepah dipokok sesuai kebutuhan pada tingkat umur tanaman dengan cara membuang pelepah yang tidak berguna lagi bagi tanaman
Tujuan
Menjaga suplai hara dan air tidak terus berlangsung kepada jaringan pelepah yang tidak produktif lagi, sehingga mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman.
Memudahkan pekerjaan panen dan perawatan
Menjaga brondolan tidak menyangkut di ketiak daun
Menjaga kelembaban agar tidak mempercepat perkembangan hama/penyakit
Meningkatkan efektifitas penyerbukan (Pollination)
Dasar Teori dan Tinjauan Pustaka
Kriteria Pruning pada tanaman kelapa sawit
Tabel 13. Kriteria Pruning
Alat – alat Pruning sesuai dengan umur tanaman
Tabel 14. Alat-alat Pruning
Pelaksanaan Pruning
Pruning Pasir / Tunas Pasir
Pruning pasir dilakukan satu kali pada tanaman umur 2,5 tahun, atau tanaman yang akan menuju TM
Pemotongan pelepah harus rapat ke pangkal batang dengan menggunakan dodos kecil (lebar mata ± 8 cm)
Pelepah yang dibuang adalah pelepah lingkaran pertama dan kedua, dengan ketinggian dari permukaan tanah tidak lebih dari 15 cm
Pelepah yang sudah dipotong di susun rapi di gawangan mati
Pruning Selektif
Pruning selektif dilakukan pada tanaman yang berumur 3,5 s/d 4 tahun, atau tinggi tanaman telah >90 cm dari permukaan tanah
Pelepah yang dipotong adalah pelepah yang lebih dari songgo tiga dari buah terendah
Pemotongan pelepah harus rapat ke pangkal batang, dilakukan dengan menggunakan dodos besar (lebar mata ± 12 cm)
Pelepah yang sudah dipotong dan sampahnya di susun rapi di gawangan mati
Pruning Periodik
Dilakukan pada tanaman yang tingginya sudah mencapai > 4 meter. Untuk tanaman yang tingginya 4 meter, alat yang digunakan adalah dodos besar ( lebar mata ± 12 cm. Sedangkan untuk tanaman yang tingginya di atas 4 meter alat yang digunakan egrek.
Dilakukan pemotongan terhadap pelepah yang tidak produktif. Pemotongan rapat ke batang dengan bidang tebasan yang menyerupai tapak kuda, arah keluar membentuk sudut 30 derajat dengan garis horizontal
Pelepah yang sudah di pruning, selanjutnya di potong menjadi dua bagian dan di susun rapi di gawangan mati dengan bagian pucuk pelepah letaknya di bawah dan bagian pangkal letaknya diatas. Untuk areal yang berlereng (kemiringan > 11 derajat ) penyusunan pelepah sejajar kontur (memotong lereng tegak lurus)
Pohon dibersihkan dari tumbuhan epifit degan menggunakan egrek atau parang babat kemudian dibuang di gawangan mati.
Sisa-sisa pruning seperti bekas bunga jantan yang jatuh, agar diletakkan di dekat pangkal batang kelapa sawit.
Hasil Pengamatan
Data hasil Praktikum di PT GSPP Afd. OE
Pada hari Selasa, 4 Desember 2012 melakukan pruning di blok 24 jalur 4,5,6,7
Melakukan perhitungan waktu pruning dari menurunkan pelepah sampai menyusun pelepah pada gawangan mati, hasil nya :
72 detik
107 detik
64 detik
32 detik
Di dapat rata-rata pemanen menurunkan dan menyusun pelepah adalah 275/4 = 69 detik atau 1 menit 9 detik / pokok
Gambar 35,
Pruning
Contoh Laporan Kegiatan Pruning
6.DETEKSI RUTIN EWS
Waktu dan Tempat Pelaksanaan :
PT GSPP Afd. OE Blok 12
Pengertian :
EWS adalah suatu system yang dilakukan sedini mungkin untuk memonitoring / memantau keberadaan OPT pada pokok-pokok sampel yang telah ditentukan, dilakukan secara tertib, sistematis, dan berkesinambungan
Tujuan :
Untuk dapat mengetahui sedini mungkin keberadaan jenis OPT, tingkat populasi, stadia OPT, kondisi, pola, intensitas, luas, dan kategori serangan OPT di lapangan
Alat dan Bahan :
Jadwal Pengamatan
Peta Blok
Egrek
Form Pengamatan
Dasar Teori :
Rotasi Deteksi (EWS) ada 3 jenis :
Deteksi Rutin (DR) -> 1 Bulan sekali pada semua blok
Deteksi Spesial (DS) -> Dilakukan kalau ada serangan cukup besar
Deteksi Ulang (DU) -> Dilakukan setelah pengendalian
Cara Kerja :
Titik sampel pertama ditetapkan pada pokok ke- 3 dan baris ke -3
Interval TS selanjutnya :
Jumlah pokok dalam baris – 6 dibagi n – 1
n : jumlah TS dalam baris
32 – 6 dibagi 3 – 2 = 13 pokok
Letak TS terdapat pada pokok ke 3, 16, 29
Interval BS selanjutnya :
Jumlah baris dalam blok – 6 dibagi m – 1
m : jumlah BS dalam blok
125 – 6 dibagi 10 – 1 = 13 baris
Jadi baris sampel adalah baris ke : 3, 16, 29, 42, 55, 68, 81, 94, 107, dan baris ke 120
Penentuan Pokok Sampel (PS)
Pokok sampel (PS) yang diamati adalah selain Titik Sampel (TS) juga diamati tanaman sekeliling TS yang ada di lingkaran I dan II
Pada PS-PS yang ada di lingkaran I (6 pokok) diberi tanda O dengan cat warna putih dan diberi nomor 1 s/d 6, sedangkan untuk PS di lingkaran II (12 pokok) diberi no 7 s/d 18. Searah jarum jam yang dimulai dari pokok sebelum TS dari arah Selatan ke Utara
Pada setiap PS hanya diambil satu pelepah saja yaitu di pilih dari pelepah no.8-16 dan atau yang gejala serangan atau populasi ulatnya terbanyak
Pokok sampel yang diambil / dipilih pada rotasi ke-1 di pilih satu PS yang ada di lingkaran I yang gejala serangan terberat atau yang populasi ulat apinya terbanyak. Pada pengamatan rotasi ke- 2 di pilih satu pokok yang akandiamati dari 5 pohon sisanya pada lingkaran I yang gejala serangan / ulat apinya terbanyak. Pada rotasi ke – 3di pilih satu pokok dari 4 PS sisanya si lingkaran I dst, dan pada rotasi ke – 6 diambil satu pelepah untuk diamati ulatnya pada PS terakhir yang ada lingkaran I. Pada rotasi ke 7 s/d ke18 pengambilan PS beralih ke pokok-pokok yang ada di lingkaran II, dengan cara yang sama seperti pada pengambilan PS di lingkaran I.
Penetapan BS, TS, dan penomoran TS selalu berulang untuk setiap blok-nya yaitu selalu dimulai dari no. 1
Penghitungan selang 13 pokok dan selang 13 baris serta pemberian nomor pada setiap TS yang dimulai dari 1,2,3,4, dst, langsung berlanjut ke BS berikutnya dengan mengikuti gerak yang disesuaikan dengan jurusan tanam sebagai berikut :
Arah Gerakan Pelaksanaan EWS
Tabel 16. Arah Gerakan Pelaksanaan EWS
Cara Pengamatan EWS
PS yang dipilih adalah PS yang paling banyak ditemukan gejala baru serangan ulat pemakan daun atau yang diperkirakan populasi ulat pemakan daun paling banyak
Setiap PS yang terpilih diamati gejala serangan baru ulat pemakan daun atau populasinya pada semua pelepah, selanjutnya di pilih satu pelepah saja yang paling banyak gejala baru serangan ulat pemakan daun atau paling banyak populasinya
Pada tanaman TBM cukup dengan merundukkan pelepah dengan galah/kait, sedangkan untuk tanaman yang sudah tinggi atau TM pelepah yang di pilih harus diturunkan dengan di potong menggunakan egrek
Mengamati jenis ulat pemakan daun dan menghitung populasi ulatnya, kepompong dan telur (yang dihitung harus hidup. Diamati juga jenis dan ukuran ulat yang dominan. Semua hasil pengamatan dimasukkan ke dalam Form I.
Apabila populasi ulat tinggi (100-200 ulat per pelepah), pengamatan cukup dilakukan pada satu sisi pelepah saja dan hasilnya dikalikan 2, Jika diperkirakan populasi ulat > 200 ulat per pelepah, maka pengamatan dilakukan pada selang 10 anak daun pada 2 sisi pelepah daun kemudian hasilnya dikalikan 10
Setiap hasil dari EWS direkap dan dilaporkan kepada ka. Afdeling untuk dianalisa, ditindaklanjuti dan dilaporkan ke kantor besar
Paling lambat H+1 data EWS harian sudah diinput oleh bagian data center kebun dan di kirim ke data center HO
Deteksi dilakukan oleh petugas yang sama, baik sebelum maupun sesudah pengendalian, tetapi jika terlalu banyak blok yang dilakukan deteksi ulang dan tenaga deteksi tidak mencukupi bisa dilakukan oleh tenaga yang sudah terdidik sebelumnya.
Penetapan Batas Kritis dan Kategori Serangan
Batas Populasi Kritis
Tabel 17. Batas Populasi Kritis
Kategori Serangan
Serangan Ringan = <25% dari batas kritis
Serangan Berat = > 25 % dari batas kritis
Serangan Sedang = Diantara Ringan-Berat
Hasil Pengamatan :
Tabel 18 Laporan Pelaksanaan EWS
C.Panen
Panen merupakan pemotongan buah dan pengutipan TBS pada tingkat kematangan yang sesuai sehingga mendapatkan kandungan minyakyang diharapkan tanpa membuat kerusakan pada tanaman
Taksasi Panen
Taksasi adalah Perkiraan atau rencana produksi. Taksasi produksi sangat penting dilakukan untuk mengetahui kebutuhan hk panen, jumlah unit angkut Tandan Buah Segar (TBS), sampai pada penentuan sistem penen apakah ancak tetap, ancak giring atau ancak D6.
Dalam pembuatan taksasi kita harus melakukan sensus. Kebutuhan taksasi dibagi menjadi :
Taksasi Harian
Taksasi harian adalah perkiraan atau rencana produksi yang diambil berdasarkan sensus harian dengan sample buah (janjang/pokok = kerapatan panen) untuk buah yang memberondol alami 2-3 butir dipiringan yang diperkirakan akan matang besok hari.
Taksasi Mingguan
Taksasi mingguan adalah perkiraan atau rencana produksi yang diambil berdasarkan sensus mingguan dengan sample buah (janjang/pokok = kerapatan panen) untuk buah merah kecoklatan yang diperkirakan akan matang minggu depan.
Taksasi Bulanan
Taksasi bulanan adalah perkiraan atau rencana produksi yang diambil berdasarkan sensus bulanan dengan sample buah (janjang/pokok = kerapatan panen) untuk buah hitam yang diperkirakan akan matang minggu depan.
Tujuan
Sensus pokok
Mempermudah taksasi potensi produksi (lapangan)
Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan perhitungan kebutuhan pupuk
Contoh Pengambilan Taksasi
Afd. Eko blok 27 :
Tabel 19. Contoh Pengambilan Taksasi
Jumlah pokok / blok = 3578
BJR = 22,3
Pokok sampel per baris = 63 x 4 = 252
Jumlah janjang = 13+4+7+4 = 28
0E 27 AKP = Jumlah janjang / pokok sampel x 100%
= 28/252 X 100%
= 11 %
Taksasi Produksi = AKP X Jumlah pokok dalam 1 blok
= 11% X 3587
= 394 Janjang
Tonase = Jumlah TBS X BJR
= 394 X 22,3
= 8786,2 Kg
Pokok Sample = 10% X jumlah pokok dalam 1 blok
= 10% X 3587
= 359 Pokok
Jumlah pokok sample = 1 path = 2 jalur = 65 pokok
= 359 / 65 pokok = 6 path
Jumlah path dalam 1 blok = 1000 / 9 = 33 path x 2 = 66 path / blok
Peralatan Panen
Adapun Peralatan yang digunakan untuk panen perdana adalah Dodos dengan lebar mata dodos 8 cm, Gancu, Batu asah dan Angkong. Sedangkan untuk pengutip brondolan menggunakan alat Gancu kecil / Cokeran, Ember / Karung pikul dan karung yang dibelah sebagai alat lapis brondolan di TPH.
Organisasi Panen
Pemanen bertugas memotong tandan buah segar dari pohon dan mengumpulkannya ke TPH sekligus menyusun pelepah yang dipotong sedangkan pembrondol bertugas mengutip semua brondol dari dalam blok dan mengumpulkannya ke TPH, pembrondol melakukan tugasnya mengikuti pemanen, kedua tugas ini harus dilakukan pada hari yang sama. Pada dasarnya kebutuhan pemanen dan pembrondol diperhitungkan 1 : 1, pada periode produksi rendah ( low crop) jumlah pemberondol bisa lebih sedikit dari jumlah pemanen.
Kebutuhan panen diperhitungkan :
Total produksi TBS setahun – Brondolan
Rata-rata out put pemanen x hari efektif setahun
Pengaturan Acak Dan Rotasi Panen
Pembagian acak panen harus diatur agar mudah dalam pengawasan pekerjaan panen dan pengangkutan hasil, areal panen tiap divisi harus dibagi menjadi 6 bagian acak yang disesuaikan dengan konsep rotasi 6 hari dalam 1 minggu (7 hari). Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terahir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama, rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang yaitu dengan menggunakan sistem 6/7 artinya dalam satu minggu terdapat 6 hari panen dan masing-masing panen diulangi (dipanen) 7 hari berikutnya. Areal TM harus terpanen secara keseluruhan dari senin sampai sabtu dengan rotasi 4 kali sebulan termasuk pada panen periode puncak. Ada tiga sistem panen yang diterapkan yaitu :
Sistem Acak Tetap
Sistem ini sangat baik diterapkan pada areal perkebunan yang sempit, topografi berbukit atau curam dan dengan tahun tanam yang berbeda. Pada sistem ini setiap pemanen melaksanakan panen pada areal yang sama dikerjakan secara rutin dan pemanen harus bertanggung jawab menyelesaikan sesuai dengan luas yang ditentukan setiap hari tanpa ada yang tertinggal.
Sistem Acak Giring
Pada sistem ini setiap pemanen melaksanakan panen acak panen yang telah ditetapkan setiap harinya oleh mandor panen, pembagian areal selalu berubah disesuaikan dengan kerapatan panen dan kehadiran panen, sistem ini memudahkan pengawasan pekerjaan para pemanen dan hasil panen lebih cepat sampai ke TPH.
Sistem Acak KKP
sistem acak KKP merupakan sisitem pemanenan yang menggunakan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 orang yang biasanya menyelesaikan sebanyak 9 ha..
Basis Panen
Basis panen ditentukan berdasarkan tinggi tanaman atau BJR dan topografi yang dikelompokkan pada golongan panen dan berlaku pada setiap kebun, peninjauan basis panen akan ditetapkan setiap awal tahun oleh VPA.
Pembuangan pelepah daun pada waktu panen
Apabila ada pelepah terpotong pada waktu panen, pemanen harus menurunkan pelepah tersebut dan harus menyusunnya pada tempat yang telah ditentukan, penyusunannya berbentuk L, untuk memudahkan pelakanaan dilapangan, maka penyusunan pelepah harus diatur bergantian, misalnya tahun pertama disusun di gawangan mati, dan tahun berikutnya disusun melintang diantara pohon. Adapun tujuan penyusunan pelepah untuk mencegah erosi, menjaga kelembanpan, memudahkan kegiatan operasional, menekan pertumbuhan gulma dan merangsang pertumbuhan akar dan sumber hara, dan perlu diperhatikan jika terjadi sengkleh pada pelepah mudadan layu secara alami pelepah tersebut tidak usah dipotong kecuali sudah mengering.
Pengumpulan TBS Di TPH
Buah yang telah dipanen diletakkan dipinggir piringan arah jalan pikul dan buah yang masih terdapat tangkai tandan/gagang panjang pada tandan harus dipotong mepet dalam bentuk “V”, sebelum diangkut ke Pabrik Kelpa Sawit (PKS). Buah disusun di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan brondolan ditumpuk sesuai dengan takaran beralaskan goni dan dipisah dengan tandan.
Pengawasan Panen Dilapangan perlu dilakukan untuk mencapai tingkat pengawasan yang efektif, satu orang mandor produksi mengawasi 20-30 pemanen termasuk pengutip brondol, mandor produksi harus memastikan semua acak yang ada di bawah pengawasannyatelah dipanen dan semua brondolannya telah dikutip.dan mandor produksi harus melakukan infeksi detail setiap hari sebelum panen selesai terhadap minimum 1 orang pemanen untuk kebersihan acak panen yang meliputi :
Buah matang tidak dipanen (buah tinggal)
Brondolan tidak dikutip
Kesalahan terhadap pemotongan pelepah
Memastikan seluruh acak telah dipanen
Pengawasan Di TPH
Krani produksi bertugas menghitung, memeriksa dan mencatat semua hasil panen di TPH. Jika dalam pemeriksaan ditemukan hasil panen yang tidak sesuai dengan estándar seperti buah mentah dan ganggang panjang maka pemanen akan diberikan sangsi denda.
Stándar Kematangan Buah
Kematangan buah yang dipanen berdasarkan berdasarkan pada jumlah brondolan lepas. Standar kebun inti 2 brondolan per kg berat tandan.
Grading
Grading TBS adalah kegiatan menggolongkan buah berdasarkan tingkat sesuai stándar yang ditentukan perusahaan. Grading dilakukan minimal 10 % dari produksi yang diterima di PKS.
Kriteria stándar minimum buah matang :
Kebun inti - 2 brondolan lepas per kg berat tandan
Tabel 20, Penggolongan Kematangan Grading TBS
Pengangkutan TBS
Setelah dilakukan kegiatan panen. Tandan Buah Segar (TBS) harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah, yaitu maksimal 8 jam setelah panen harus diolah, buah yang tidak segera diolah mengalami kerusakan dan dapat mengakibatkan menurunya kualitas minyak kelapa sawit. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi kerusakan buah selama pengangkutan.
Alat angkut yang digunakan untuk pengangkutan TBS :
Pengangkutan dari pohon ke TPH dilakukan dengan menggunakan angkong dan karung plastik/goni sebagai tempat untuk pengumpulan brondolan.
Pengangkutan dari TPH ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dilakukan dengan menggunakan sarana transportasi berupa Dum Truck yng berkapasitas 7 ton, sebelum dibawa kepabrik untuk diolah terlebih dahulu dilakukan penimbangan buah.
Pelaksanaan Panen
Tenaga pemanen berdasarkan kerapatan panen, produktivitas pemanen, dan topografi
Ancak ditentukan
Ancak Tuntas
Panen dengan dodos, harus menjaga songgo dua
Panen menggunakan egrek songgo satu
Pelepah disusun rapi di gawangan mati
Tandan buah dipotong “V” (Cangkem Kodok) 2cm
Disusun berderet 5 tandan/baris pada TPH
Brondolan harus dikutip bersih
Pemanen diwajibkan mengisi kupon pemanen
3 brondolan di piringan -> 1 poin -> kena denda
Perhitungan Kegiatan Panen
Mencari Kebutuhan Tenaga Pemanen
Kebutuhan Pemanen 1 Afdeling :
Norma HK PEMANEN : 0.07 Hk/Ha/Hari
(Berdasarkan kemampuan pemanen)
Yang didapat dari perhitungan
1 tahun = 365 hari
1 tahun efektif kerja = 25 hari x 12 bulan = 300 hari
Seksi 6/7 = 6 hari tiap bloknya
Kemampuan pemanen = 3 Ha/Hari
Rumus = 1 th/1th efektif kerja/seksi/kemampuan pemanen
= 365 hari / 300 hari / 6 hari / 3 ha
= 1.2 hari / 6 hari / 3 ha
= 0.2 hari / 3 ha
= 0.067 Hk/Ha/Hari
= 0.07 Hk/Ha/Hari
Jadi, untuk mencari Kebutuhan Pemanen 1 Afdeling :
Luas Areal Afd. OE = 969.61
Norma Pemanen = 0.07
Rumus = Luas areal x norma pemanen
= 969.61 x 0.07
= 67.87
= 68 Pemanen
Gambar 36, Gambar 37,
Panen dengan Egrek Pembutan Cangkem Kodok
Mencari Jumlah Pemanen / hari
Tabel 21. Mencari Jumlah Pemanen / Hari
Mencari Tonase (OE 1)
Janjang = 597
BJR = 21.9
Tonase = Janjang x BJR
= 597 x 21.9
= 13074 Kg
= 13.074 Ton
Mencari AKP (OE 1)
Janjang = 597
Jumlah pkk = 2985
AKP = Janjang / Jumlah Pokok x 100 %
= 597 / 2985 x 100 %
= 20 %
Mencari Luas Ancak (OE 1)
AKP = 20
Basis = 60 Janjang
SPH = 128 pokok
Luas Ancak = Basis:AKP:SPH
= 60:20/100:128
` = 2.3 Ha / Hk
Mencari Kebutuhan Pemanen (OE 1)
Luas Total Areal Panen = 6 blok = 137.17 Ha
Rotasi Panen = 6 Hari
Luas Ancak = 2.3 Ha/Hk
Kebutuhan Pemanen = Luas Total / Rotasi / Luas Ancak
= 137.17 / 6 / 2.3
= 9.9
= 10 Hk/Hari/Blok
Tabel 22. Premi Pemanen 2012
Tabel 23. Premi Pemanen 2011
Premi tahun 2012 Premi tahun 2011
Tonase 1.Target Janjang = Basis : BJR
Janjang X BJR 2.Target Propors = Jjg / Ttl Jjg X Target Jjg
Basis 3.Jjg Overbss = Jjg – Target Propors
Dilihat dari Basis Borong Pemanen 4.Premi = Jjg overbss : Tarif / Jjg
Basis Proporsional 5.Ttl Premi = Ttl Premi+Premi progesif
Tonase : Total Tonase X Basis 6.Ttl Upah = Gaji pokok+Ttl Premi
Ton Overbasis
Tonase – Basis Proporsional
Tarif
Tarif Premi berdasar kelas pemanen
Premi
Ton Overbasis X Tarif
Premi Progesif
Total Tonase : Total Basis Proporsional
Total Premi Progesif berdasar Reward Lebih Basis
Total Premi
Total Premi + Total Premi Progesif
Total Upah
Total Premi + Gaji Pokok
KEGIATAN MASA MANDOR (SUPERVISOR)
1. Mandor Panen
- Mandor : Mandor Panen Wilayah 1
- Masa Mandor : 24 Des 2012 – 4 Jan 2013
- Lokasi Blok Wil 1 : 3,6,9,12,15,18,19,23,27,31,33
Tabel 24. Rekapitulasi Laporan Harian Mandor
2. Mandor Rawat
- Mandor : Mandor rawat
- Lokasi : Blok 1
- Waktu : 5 Jan 2013
- Jam : 07.00-13.30 WIB
- Item Kerja : WDM
Tabel 26. Laporan Harian Rawat
AKTIVITAS PRAKTIKUM TAMBAHAN
PEMETAAN AFDELING OE
1.Pemetaan Jalur Rawa Afdeling OE
- Waktu Pelaksanaan = 16,17 Jan 2013
- Lokasi = Afdeling OE
- Jam Kerja = 07.00 – selesai
BAB V
KESIMPULAN
A.PERAWATAN TM
1.RAWAT MANUAL
Pekerjaan rawat manual ini dilakukan secara rutin dengan berbagai system dengan pedjadwalan setiap blok, tetapi tidak harus dijadwalkan juga begitu gulma mulai banyak yang tumbuh segera dilakukan rawat manual. Agar tidak menjadi volume yang besar yang akan menyulitkan pekerjaan selanjutnya.
Pada intinya pekerjaan rawat manual ini akn efektif dengan melihat sifat dari jenis-jenis gulma, missal dengan melihat bunga dari gulma yang menghasilkan biji gulma baru, maka bisa dihitung kapan gulma baru akan tumbuh dan bisa dilakukan rawat manual sebelum tumbuh gulma yang baru.
2.RAWAT CHEMIST
Cara kerja yang standar tidak selalu dilakukan pada prakteknya, seperti tentang safety masih banyak pekerja yang tidak memakai masker, sarung tangan. Hal itu terjadi karena tidak disediakan/diberi dari perusahaan.
Untuk pengisian air dan larutan ke knap sack cara standar kurang efektif, karena kelemahannya adalah perlu drum yang tidak ringan untuk dibawa maka perlu juga alat angkutnya, perlu tenaga kerja tambahan yaitu pelangsir air, bisa terjadi air tumpah dari drum karena goncangan, juga tumpah pada saat air dimasukkan ke tangki knap sack. Itu bisa tetap dilakukan pada saat kemarau panjang dan tidak turun hujan, tetapi jika turun hujan maka terdapat cara lain yaitu mengambil air dari rorak yang terdapat airnya dari air hujan, ataupun dari sungai/rawa dengan membawa larutan herbisida di dalam botol, sehingga memudahkan saat pengisian knap.
Jadi masih banyak lagi kejadian pada saat di lapangan berbeda dengan teori yang standar.
Keberhasilan sebuah pekerjaan tidak terlepas dari perencanaan yang benar dan matang begitu pula sebaliknya,
Perencanaan yang benar dianggap telah menyelesaikan 50% pekerjaan.
Dalam perencanaan pekerjaan hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
a. Rotasi pekerjaan
b. Luasan ( fisik ha ) yang akan dikerjakan
c. Spesifikasi & SOP pekerjaan
d. Kebutuhan Tenaga kerja (Norma hk/ha)
e. Kebutuhan material (Norma bahan/ha)
f. Jenis alat yang digunakan
g. Jenis material.
h. Organisasi
KALIBRASI SPRAYER
Untuk kalibrasi hasil nya mungkin bisa berbeda dengan standar, karena itu tergantung pada tenaga penyemprot yang memiliki kemampuan berbeda.
3.PROJECT / PENABURAN TANKOS
Penaburan / pemupukan tankos ini bermanfaat bagi tanah, untuk menambah unsur hara, memperbaiki struktur tanah, dll
4.PRUNING
Kegiatan pruning di PT GSPP Afd. OE tanaman Kelapa sawit nya telah masuk umur > 10 tahun pada TM 13, maka kegiatan pruning yang dilakukan adalah dengan alat egrek. Sasaran yang di pruning adalah Pelepah kering dan Pelepah sengkleh karena bekas kena egrek dari pemanen yang tidak diturunkan.
5.DETEKSI EWS
Sistem pengendalian dengan cara fogging, penyemprotan dengan Solo sprayer, Infus Akar, Kutip kepompong
6.SENSUS POKOK / TAKSASI PRODUKSI
Sensus pokok dilakukan untuk mempermudah pada saat melakukan taksasi panen.
Taksasi produksi harian wajib dilakukan oleh mandor panen sehari sebelum panen atau H-1, dan divefikasi oleh mandor 1 atau Ka. Afdeling, untuk memberi target produksi kepada mandor panen. Dengan demikian diharapkan sedikit mungkin terjadinya penyimpangan produksi harian (maksimal kurang lebih 2%).
Sistem panennya adalah panen tuntas, yaitu 1 seksi harus seesai dalam 1 hari
Budaya kontrol harus berjalan secara konsisten, mulai dari level mandor sampai level Administratur, guna menjamin bahwa semua proses paen di lapangan dilaksanakan dengan baik dan benar.
BAB VI
PENUTUP
Demikian laporan praktek kerja lapangan, penulis merasa laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan yang perlu di benahi baik dari segi penulisan maupun penyusunan ini di karenakan kurangnya pengetahuan yang saya dapatkan oleh karena itu penulis memerlukan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Afdeling OE PT GSPP Astra Agro Lestari serta yang membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini, saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang sulit di mengerti atau salah dalam penulisannya dan tidak berkenan di hati pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin…